Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dampak Kenaikan Harga BBM terhadap Inflasi Hanya Sementara

Kompas.com - 05/03/2012, 15:25 WIB
Ester Meryana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Deputi Gubernur Bank Indonesia Hartadi Sarwono mengungkapkan, kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi pasti akan berdampak pada meningkatnya angka inflasi. Akan tetapi, menurut dia, kenaikan inflasi yang tinggi hanya terjadi saat harga BBM tersebut dinaikkan.

"Apa pun yang dipilih pemerintah dalam pengurangan subsidi itu akan berdampak pada inflasi. Tapi, enggak apa-apa nanti akan kita hitung yang perlu kita jaga jangan sampai second round effect-nya (dampak lanjutan) menjadi terlalu besar. Yang penting harus disadari ini one shock kenaikan inflasinya," ujar Hartadi seusai menghadiri rapat kerja antara Bank Indonesia dan Komisi XI DPR, di DPR, Jakarta, Senin (5/3/2012).

Hartadi menuturkan, masyarakat jangan kaget jika inflasi bisa melebihi batas atas yang ditetapkan pemerintah ketika harga BBM bersubsidi dinaikkan. Inflasi bisa tembus dari 5,5 persen. Namun, kata dia, angka inflasi biasanya akan menurun dalam bulan-bulan berikutnya. Dengan kata lain, dampaknya terhadap inflasi hanya sesaat.

"Jadi jangan kaget nanti inflasi pada shock akan melebihi target atas kita, yakni 5,5 persen. Tapi tadi, dengan kita kendalikan second round effect itu, dia (inflasi) akan kembali menurun," tambah Hartadi.

Dari penelitian BI, dalam waktu tiga bulan, inflasi bulanan biasanya sudah kembali turun meskipun secara angka tahunan (year on year) mungkin belum bisa terlihat. Angka inflasi secara tahunan bisa tetap tinggi. Ini karena ada dampak base line, yakni inflasi tahun lalu rendah, sedangkan inflasi tahun ini tinggi.

"Jadi jangan orang melihat oke (inflasi karena) BBM itu tinggi, itu akan tetap tinggi segitu. Padahal, enggak itu saja yang harus kita sampaikan. Dia (inflasi) bahkan akan kembali turun dan nanti satu tahun kemudian setelah (harga) BBM itu dinaikkan atau apa pun keputusan pengendalian BBM, (inflasi) itu akan kembali sampai pada target rendah. Kita malah ke batas rendah sekarang. Berapa? Secara year on year-nya akan kembali ke situ," pungkas Hartadi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Trafik Pengiriman Lion Parcel Naik 40 Persen Selama Ramadhan 2024

    Trafik Pengiriman Lion Parcel Naik 40 Persen Selama Ramadhan 2024

    Whats New
    OJK Sebut Investree Belum Capai Ketentuan Modal Minimum

    OJK Sebut Investree Belum Capai Ketentuan Modal Minimum

    Whats New
    Wajib Sertifikasi Halal UMKM Ditunda, Ini Respons Asosiasi

    Wajib Sertifikasi Halal UMKM Ditunda, Ini Respons Asosiasi

    Whats New
    Gelar Kuliah Umum, Politeknik Tridaya Virtu Morosi Soroti Peran Mahasiswa dalam Perkembangan Industri Hilirisasi

    Gelar Kuliah Umum, Politeknik Tridaya Virtu Morosi Soroti Peran Mahasiswa dalam Perkembangan Industri Hilirisasi

    Whats New
    Alfamidi Blak-blakan soal Penertiban Juru Parkir Liar di Minimarket

    Alfamidi Blak-blakan soal Penertiban Juru Parkir Liar di Minimarket

    Whats New
    Presdir Baru Sampoerna Ivan Cahyadi, Bukti Nyata Konsistensi Sampoerna Kembangkan SDM

    Presdir Baru Sampoerna Ivan Cahyadi, Bukti Nyata Konsistensi Sampoerna Kembangkan SDM

    Work Smart
    J&T Cargo Beri 3 Kemudahan Layanan Logistik untuk Pelaku Bisnis

    J&T Cargo Beri 3 Kemudahan Layanan Logistik untuk Pelaku Bisnis

    Whats New
    Meriahkan HUT Ke-29 Telkomsel, Bank Mandiri Siapkan Diskon Pembelian Nomor Spesial hingga Rp 290.000

    Meriahkan HUT Ke-29 Telkomsel, Bank Mandiri Siapkan Diskon Pembelian Nomor Spesial hingga Rp 290.000

    Whats New
    Dugaan Dana Nasabah Hilang, OJK: Bank Wajib Tanggung Jawab jika Terbukti Bersalah

    Dugaan Dana Nasabah Hilang, OJK: Bank Wajib Tanggung Jawab jika Terbukti Bersalah

    Whats New
    Emiten Ritel MIDI Alokasikan Belanja Modal Rp 1,4 Triliun Tahun Ini, untuk Apa?

    Emiten Ritel MIDI Alokasikan Belanja Modal Rp 1,4 Triliun Tahun Ini, untuk Apa?

    Whats New
    Prabowo Berencana Tambah Jumlah Kementerian, Anggaran Belanja Negara Bakal Membengkak

    Prabowo Berencana Tambah Jumlah Kementerian, Anggaran Belanja Negara Bakal Membengkak

    Whats New
    Beli REC dari PLN, Emiten Sanitasi UCID Targetkan Kurangi Lebih dari 14.000 Ton CO2 Setahun

    Beli REC dari PLN, Emiten Sanitasi UCID Targetkan Kurangi Lebih dari 14.000 Ton CO2 Setahun

    Whats New
    Pabrik Panel Surya Bakal Dibangun di KIT Batang, Bisa Serap 3.000 Lapangan Kerja

    Pabrik Panel Surya Bakal Dibangun di KIT Batang, Bisa Serap 3.000 Lapangan Kerja

    Whats New
    Ditopang Produk Tradisional, Asuransi Jiwa Dominasi Pertumbuhan Premi Industri

    Ditopang Produk Tradisional, Asuransi Jiwa Dominasi Pertumbuhan Premi Industri

    Whats New
    Proyek Perpanjangan Kereta Cepat sampai ke Surabaya Belum Jadi PSN, Ini Kata Kemenhub

    Proyek Perpanjangan Kereta Cepat sampai ke Surabaya Belum Jadi PSN, Ini Kata Kemenhub

    Whats New
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com