Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Eksportir Keluhkan Birokrasi yang Rumit

Kompas.com - 15/03/2012, 16:55 WIB
Brigita Maria Lukita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Asosiasi Rumput Laut Indonesia mengeluhkan biaya ekspor yang semakin tinggi akibat  panjangnya proses perizinan sampai pengiriman rumput laut ke negara tujuan ekspor.     

Ketua Asosiasi Rumput Laut Indonesia (ARLI) Safari Azis, dalam siaran pers, di Jakarta, Kamis (14/3/2012), mengemukakan, pihaknya keberatan dengan proses pengurusan Certificate of Legal Origin (CoLO) untuk menjamin asal usul rumput laut dari hasil budidaya atau panen alam. Sertifikat itu diterbitkan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).

”Setiap proses perizinan membutuhkan biaya. Dengan adanya persyaratan tambahan CoLO ini, semakin mempertinggi beban pengusaha rumput laut untuk melakukan ekspor ke negara tujuan,”  ujar Safari Azis.     

Biaya untuk mendapatkan CoLO dinilai tinggi jika dihitung berdasarkan jumlah volume barang mencapai Rp 1 juta-Rp1,5 juta per kontainer. Jumlah ini jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan biaya Certificate of Origin (COO) yang dikeluarkan oleh Kementerian Perdagangan atau Kamar Dagang dan Industri Indonesia yang hanya Rp 200.000 untuk sekali pengiriman ekspor berapa pun jumlah kontainer yang dikirim.  

Adapun persyaratan untuk mendapatkan CoLO, yakni eksportir diwajibkan memiliki tiga dokumen persyaratan, antara lain Izin Usaha Perikanan (IUP), Health Certificate (HC), dan Surat Kelayakan Pengolahan (SKP).

Menurut Safari, ARLI menilai, birokrasi untuk ekspor dan impor rumput laut belum terintegrasi dengan baik dan mempersulit pelaku usaha. Muncul indikasi, CoLO dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang mengeluarkan perizinan untuk memperpanjang rantai birokrasi dengan biaya-biayanya.     

”SKP ini tumpang tindih dengan izin usaha perindustrian yang telah dimiliki oleh prosesor sehingga penerbitan izin yang sama dari dua kementerian, yakni KKP dan Perindustrian, membuat bingung para prosesor rumput laut,” ujarnya.     

Pihaknya mendesak Kementerian Perindustrian, Kementerian Perdagangan, dan Kementerian Luar Negeri menyinergikan aturannya. Jika kondisi ini terus berlangsung, pihaknya akan menghentikan ekspor untuk tujuan Cile. Seharusnya, pemerintah tidak mempersulit para eksportir Indonesia dengan menciptakan birokrasi baru dengan biaya yang tidak probisnis.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Spend Smart
Apa Itu 'Cut-Off Time' pada Investasi Reksadana?

Apa Itu "Cut-Off Time" pada Investasi Reksadana?

Earn Smart
Mengenal Apa Itu 'Skimming' dan Cara Menghindarinya

Mengenal Apa Itu "Skimming" dan Cara Menghindarinya

Earn Smart
BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

Whats New
Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Whats New
CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

Whats New
Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Earn Smart
HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Whats New
KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

Rilis
Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Whats New
Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan 'Daya Tahannya'

Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan "Daya Tahannya"

Whats New
“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com