Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ekonom: Definisi Pembatasan BBM Bersubsidi Harus Jelas

Kompas.com - 27/03/2012, 15:17 WIB
Ester Meryana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat ekonomi Aviliani berpendapat, rencana pembatasan konsumsi bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi oleh pemerintah seperti yang tercantum dalam APBN 2012 seharusnya didefinisikan secara jelas. "Pembatasan waktu itu tidak jelas definisinya. Kalau sekarang kita mendefinisikan bahwa mobil pribadi tidak boleh (mengonsumsi BBM bersubsidi) itu kan lebih jelas. Yang boleh hanya roda dua dan transportasi umum," ungkap Aviliani, di Kantor EC-Think, Jakarta, Selasa (27/3/2012).

Menurut dia, dengan definisi bahwa pembatasan konsumsi BBM bersubsidi diberlakukan untuk kendaraan pribadi maka itu lebih tepat sasaran. Jika mobil pribadi dilarang menggunakan BBM bersubsidi berarti pemerintah benar-benar mencegah adanya pemborosan.

Aviliani menilai, masyarakat yang telah memiliki mobil pribadi berarti dia sebenarnya merupakan orang yang mampu. "Karena mobil pribadi (isinya) hanya satu orang sedangkan subsidinya berapa," tambah dia.

Sementara itu, terang dia, roda dua dan kendaraan umum tetap menggunakan subsidi. Namun, jika ada usaha kecil dan menengah (UKM) yang menggunakan mobil pribadi dengan plat hitam untuk kegiatan usahanya bisa diantisipasi dengan cara merubahnya untuk menggunakan plat kuning. "Kan dengan Inpres itu bisa dengan cara-cara itu," ungkapnya.

Dengan cara pembatasan ini, ia mengatakan, dampak terhadap inflasi lebih kecil ketimbang jika harga BBM dinaikkan. Dengan kenaikan harga maka inflasi bisa bertambah sebesar 1,7 sampai 2 persen. Sedangkan dampak inflasi dari pembatasan sekitar 1,5 persen. "Mendekati tapi kan kepada orang yang membutuhkan yang tidak risiko politiknya. Ini kan yang demo-demo ini yang risiko politik terhadap kenaikan," sebut Aviliani.

"Jadi pada dasarnya bukan awalnya kita tidak bisa menerima kenaikan tapi melihat perkembangan politik dan ekonomi akhir-akhir ini mungkin risiko itu harus lebih diambil dengan pembatasan. Jadi kembali kepada opsi kemarin," pungkas Aviliani.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

    Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

    Spend Smart
    Apa Itu 'Cut-Off Time' pada Investasi Reksadana?

    Apa Itu "Cut-Off Time" pada Investasi Reksadana?

    Earn Smart
    Mengenal Apa Itu 'Skimming' dan Cara Menghindarinya

    Mengenal Apa Itu "Skimming" dan Cara Menghindarinya

    Earn Smart
    BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

    BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

    Whats New
    Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

    Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

    Whats New
    CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

    CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

    Whats New
    Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

    Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

    Earn Smart
    HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

    HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

    Whats New
    Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

    Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

    Whats New
    KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

    KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

    Rilis
    Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

    Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

    Whats New
    Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

    Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

    Whats New
    Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

    Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

    Whats New
    Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan 'Daya Tahannya'

    Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan "Daya Tahannya"

    Whats New
    “Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

    “Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

    Whats New
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com