Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Konsumsi Logam Timah Diperkirakan Naik 6 Persen

Kompas.com - 30/03/2012, 15:45 WIB
Evy Rachmawati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com -  PT Timah (Persero) Tbk memperkirakan konsumsi logam timah dunia pada tahun 2012 akan mengalami kenaikan sekitar 5-6 persen dari tingkat konsumsi pada tahun 2011 yang sebesar 350.000 ton.

Sedangkan produksi logam timah pada tahun ini akan mengalami penurunan akibat penerapan Undang Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang pertambangan mineral dan batubara pada September 2012 sehingga pasokan bijih timah ke luar negeri dapat ditekan semaksimal mungkin.

Dengan pertimbangan konservatif, menurut Sekretaris Korporat PT Timah Abrun Abubakar, dalam keterangan pers, yang diterima Kompas, Jumat (30/3), di Jakarta, maka perseroan itu menargetkan pertumbuhan pendapatan usaha di atas 15 persen melalui peningkatan produktivitas serta efisiensi biaya usaha.  

Dalam merespons situasi pasar saat ini dan harga logam timah dunia yang tidak stabil, maka manajemen perseroan itu berinisiatif untuk menerapkan strategi penjualan yang tidak berfokus pada peningkatan kuantitas penjualan atau kinerja jumlah penjualan, namun lebih fokus pada peningkatan mutu penjualan atau kinerja kualitas penjualan.  

Terkait hal itu, pihaknya akan berupaya meningkatkan laba perseroan bukan berdasarkan pada volume penjualan. Akan tetapi, lebih pada peningkatan margin penjualan. Adapun daya dan upaya yang dilakukan adalah dengan memacu penjualan produk yang memiliki nilai tambah lebih atau produk nilai tambah, mengurangi penjualan yang bersifat komitmen atau kontrak dan meningkatkan penjualan kepada konsumen akhir.  

Jenis produk yang dikategorikan sebagai produk nilai tambah adalah logam timah yang memiliki kadar Sn di atas 99,9 persen sampai 99,99 persen dengan target penjualan mencapai 70 persen dari total penjualan. Sebagai perbandingan, logam standar adalah logam dengan kadar Sn 99,85 persen.  

"Rencana strategis ini juga didukung dengan upaya peningkatan produksi dari tambang laut yang berdasarkan kondisi saat ini jauh lebih ekonomis dari penambangan darat," kata dia menambahkan.  

Untuk menunjang upaya tersebut perusahaan saat ini tengah membangun kapal keruk yang lebih modern yaitu Bucket Wheel Dredge (BWD) yang memiliki kemampuan mengeruk lebih dalam daripada kapal keruk konvensional sehingga nantinya biaya produksi di laut dapat di tekan menjadi lebih efisien lagi. Pengoperasian BWD juga didukung dengan penambahan armada Kapal Isap / Cutter Suction Dredge (CSD) yang memiliki kemampuan mobilitas tinggi. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com