Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tahun 2013, Penerimaan Negara dari Tangguh 300 Juta Dollar AS

Kompas.com - 30/03/2012, 15:54 WIB
Evy Rachmawati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas) menargetkan, penerimaan negara dari train (unit) 1 dan 2 proyek gas Tangguh, Teluk Bintuni, Papua Barat, pada tahun 2013 mencapai 300 juta dollar AS.

Penerimaan negara ini akan diperoleh setelah pembiayaan proyek tersebut balik modal pada tahun ini. Hal ini disampaikan Kepala BP Migas R Priyono, di sela-sela acara diskusi bertema "Industri Hulu Migas sebagai Unsur Utama Ketahanan Energi Nasional", Jumat (30/3), di Jakarta.

Penerimaan negara dari Tangguh diperkirakan 300 juta dollar AS tahun 2013 karena sudah tidak ada lagi pembiayaan untuk pembangunan proyek Tangguh train 1 dan 2 dan kenaikan harga minyak mentah sangat tinggi.

"Jadi sudah balik modal. Kami menduga sudah dapat 300 juta dollar AS dari Tangguh 1 dan 2. Daerah juga akan mulai mendapat dana bagi hasil," ujarnya.

Menurut Priyono, penerimaan negara dari Tangguh itu diperkirakan bisa lebih besar dari itu jika pemerintah berhasil merenegosiasi kontrak penjualan gas Tangguh. Saat ini rencana renegosiasi kontrak penjualan gas dari proyek itu ke pembeli di Fujian, China, sedang dibahas di lingkungan internal pemerintah.

"Secara informal, business to business, renegosiasi mulai jalan. Targetnya, tahun depan sudah mulai dibicarakan antara Pemerintah Indonesia dan China," ujarnya.

Sementara lebih dari 85 persen dari total volume penjualan gas Tangguh ke Sempra, perusahaan asal Amerika Serikat, akan dialihkan untuk memenuhi kebutuhan di dalam negeri. Dalam perjanjiannya, alokasi gas untuk Sempra dapat dialihkan ke pembeli lain, baik di dalam maupun di luar negeri, jika harga gas di Amerika Utara rendah. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com