Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

OJK yang Penting Independensinya

Kompas.com - 10/04/2012, 14:28 WIB
Ester Meryana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Koordinator Indonesia Corruption Watch (ICW), Danang Widoyoko menilai, pandangan panitia seleksi Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (DK OJK) yang memilih orang-orang aktif di sektor keuangan sebagai calon anggota DK OJK, tidak tepat.  Menurut dia, proses pemilihan anggota DK OJK berbeda dengan lembaga lainnya seperti Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

"Bahwa yang tahu itu hanya kemudian orang-orang yang teraktif di perbankan, di asuransi, atau di sektor itu (keuangan) ini cara pandang yang keliru sejak awal. Karena ini (OJK) kan sebetulnya pengawasan, independensinya yang sangat penting," ujar Danang, dalam konferensi pers "Mencermati Proses Calon Komisioner OJK" di Jakarta, Selasa (10/4/2012).

Danang menyebutkan, panitia seleksi anggota DK OJK sepertinya menganggap yang bisa menjadi calon anggota adalah mereka yang berasal dari regulator seperti Bapepam-LK dan Bank Indonesia. Lantas di luar regulator seakan-akan tidak bisa menjadi pimpinan OJK. "Ini sejak awal musti dikritisi. Karena kalau pengalaman saya, di KPU (yakni) anggota KPU itu nggak ada yang orang partai, malah nggak boleh," tegas dia.

Ia pun memberikan contoh lembaga lainnya, yakni pimpinan KPK di mana tidak harus orang yang berkompetensi yang ikut serta. Pimpinan KPK hanya sedikit yang berasal dari jaksa ataupun polisi. "Tapi kan mereka bisa. Artinya soal pengetahuan soal kompetensi itu tidak harus kemudian diterjemahkan harus dari orang regulator," ungkap Danang.

Begitu pula dengan panitia seleksi yang dinilai ICW tidak banyak pihak independen ikut serta. Ada ekonom Chatib Basri sebagai wakil masyarakat. Namun, kata dia, Chatib juga menjabat sebagai komisaris di beberapa perusahaaan. "Bandingkan dengan KPU mana orang partai memang nggak ada tapi bisa. Bandingkan pansel KPK (ada) Rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Komaruddin Hidayat mana pernah pegang perkara tapi bisa bikin pansel KPK," tambahnya.

Menurut Danang, hal yang paling penting dalam pemilihan anggota DK OJK adalah keberanian calon komisioner dalam mengambil sikap. Bukan mendahulukan kompetensinya. Malah, kata dia, orang yang berkompetensi di bidangnya bisa terjebak dalam berbagai konflik kepentingan. "Orang yang tahu ini kemudian malah terjebak dalam berbagai konflik kepentingan," pungkas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Aturan Impor Direvisi, Dunia Usaha: Terima Kasih Pemerintah...

    Aturan Impor Direvisi, Dunia Usaha: Terima Kasih Pemerintah...

    Whats New
    Malaysia Mulai Pangkas Subsidi Solar, Hemat Rp 12,7 Triliun Setahun

    Malaysia Mulai Pangkas Subsidi Solar, Hemat Rp 12,7 Triliun Setahun

    Whats New
    63 Persen Gen Z Sebut Lebih Penting Bawa Smartphone Ketimbang Dompet, Berikut Alasannya

    63 Persen Gen Z Sebut Lebih Penting Bawa Smartphone Ketimbang Dompet, Berikut Alasannya

    BrandzView
    Harga Bitcoin Intip Level Tertinggi Sepanjang Sejarah

    Harga Bitcoin Intip Level Tertinggi Sepanjang Sejarah

    Whats New
    Emiten Ritel RANC Absen Bagi Dividen, Ini Sebabnya

    Emiten Ritel RANC Absen Bagi Dividen, Ini Sebabnya

    Whats New
    Dukung Ekosistem Urban Terintegrasi, Bank Mandiri Perkuat Kemitraan dengan Lippo Group

    Dukung Ekosistem Urban Terintegrasi, Bank Mandiri Perkuat Kemitraan dengan Lippo Group

    Whats New
    OJK: Proses Merger Bank MNC dan Nobu Masih Lanjut, Saat Ini Tahap 'Cross Ownership'

    OJK: Proses Merger Bank MNC dan Nobu Masih Lanjut, Saat Ini Tahap "Cross Ownership"

    Whats New
    Kondisi Perekonomian Global Membaik, BI Pertahankan Suku Bunga Acuan 6,25 Persen

    Kondisi Perekonomian Global Membaik, BI Pertahankan Suku Bunga Acuan 6,25 Persen

    Whats New
    Indonesia Mampu Menghasilkan Karet Lebih Besar daripada Amerika Serikat

    Indonesia Mampu Menghasilkan Karet Lebih Besar daripada Amerika Serikat

    Whats New
    Citi Indonesia Cetak Laba Bersih Rp 665,9 Miliar pada Kuartal I-2024

    Citi Indonesia Cetak Laba Bersih Rp 665,9 Miliar pada Kuartal I-2024

    Whats New
    Perkebunan Karet Besar di Indonesia Banyak Dijumpai di Mana?

    Perkebunan Karet Besar di Indonesia Banyak Dijumpai di Mana?

    Whats New
    Hampir 10 Juta Gen Z Nganggur, Menyingkap Sisi Gelap Generasi Z

    Hampir 10 Juta Gen Z Nganggur, Menyingkap Sisi Gelap Generasi Z

    Whats New
    Ada Relaksasi Aturan Impor, Menkop Berharap Bisnis UMKM Tidak Terganggu

    Ada Relaksasi Aturan Impor, Menkop Berharap Bisnis UMKM Tidak Terganggu

    Whats New
    Pesawat SQ321 Alami Turbulensi, Ini Kata CEO Singapore Airlines

    Pesawat SQ321 Alami Turbulensi, Ini Kata CEO Singapore Airlines

    Whats New
    10 Daerah Penghasil Karet Terbesar di Indonesia

    10 Daerah Penghasil Karet Terbesar di Indonesia

    Whats New
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com