Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Terlalu Fokus Tingkatkan Produksi Padi

Kompas.com - 02/05/2012, 15:34 WIB
Ester Meryana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) melihat ada empat hambatan dalam mencapai target surplus beras 10 juta ton pada tahun 2014 yang dicanangkan Pemerintah. Salah satunya adalah Pemerintah lebih fokus kepada peningkatan produksi padi. "Pertama, selama ini Pemerintah terlalu fokus dalam meningkatkan produksi padi," sebut Ketua Bidang 7 BPP HIPMI Bidang Agribisnis, Desi Arianti, di Jakarta, Rabu (2/5/2012).

Dia memaparkan, lahan pertanian kini semakin terbatas karena kian banyaknya konversi lahan yang terjadi. Konversi lahan pertanian mencapai 110.000 hektar per tahunnya. Luas lahan baku tadinya sekitar 7,7 juta hektar pada tahun 2002 namun sekarang berkurang menjadi 6,7 juta hektar. Untuk mencapai surplus 10 juta ton, kata dia, diperlukan penambahan lahan sekitar 4 juta hektar dengan catatan produktivitas gabah sebesar 5 ton per hektar. "Target surplus 10 juta ton itu setara dengan 20 juta ton gabah kering giling," tambah Desi.

Hambatan kedua yakni pengadaan benih padi yang tersendat. Dulu pengadaan benih bersifat PSO (Public service obligation) sekarang ditenderkan. Ini, sebut Desi, bisa menimbulkan ketidaksamaan antara musim tanam dan distribusi bantuan benih untuk 1 juta hektar.

"Ketiga, persoalan pengadaan pupuk untuk dapat mencapai surplus beras," sambungnya. Ia menyebutkan, rencana penyeragaman penggunaan pupuk NPK menjadi 15 persen di seluruh Indonesia akan berdampak pada biaya, pola tanam dan hasil pertanian.

Serapan dana kredit usaha rakyat (KUR), kredit ketahanan pangan dan energi yang masih kecil menjadi hambatan keempat. Desi mengatakan, itu terjadi karena bunga kedua kredit masih tinggi. Jaminan kredit berupa sertifikat lahan pun sulit disanggupi petani. "KUR lebih banyak ke sektor perdagangan," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Emiten Ritel MIDI Alokasikan Belanja Modal Rp 1,4 Triliun Tahun Ini, untuk Apa?

Emiten Ritel MIDI Alokasikan Belanja Modal Rp 1,4 Triliun Tahun Ini, untuk Apa?

Whats New
Prabowo Berencana Tambah Jumlah Kementerian, Anggaran Belanja Negara Bakal Membengkak

Prabowo Berencana Tambah Jumlah Kementerian, Anggaran Belanja Negara Bakal Membengkak

Whats New
Beli REC dari PLN, Emiten Sanitasi UCID Target Kurangi Lebih dari 14.000 Ton CO2 Setahun

Beli REC dari PLN, Emiten Sanitasi UCID Target Kurangi Lebih dari 14.000 Ton CO2 Setahun

Whats New
Pabrik Panel Surya Bakal Dibangun di KIT Batang, Bisa Serap 3.000 Lapangan Kerja

Pabrik Panel Surya Bakal Dibangun di KIT Batang, Bisa Serap 3.000 Lapangan Kerja

Whats New
Ditopang Produk Tradisional, Asuransi Jiwa Dominasi Pertumbuhan Premi Industri

Ditopang Produk Tradisional, Asuransi Jiwa Dominasi Pertumbuhan Premi Industri

Whats New
Proyek Perpanjangan Kereta Cepat Sampai ke Surabaya Belum Jadi PSN, Ini Kata Kemenhub

Proyek Perpanjangan Kereta Cepat Sampai ke Surabaya Belum Jadi PSN, Ini Kata Kemenhub

Whats New
Konsumsi Lemah, Pertumbuhan Ekonomi Jepang Terkontraksi

Konsumsi Lemah, Pertumbuhan Ekonomi Jepang Terkontraksi

Whats New
Catat, Ini Jadwal Seleksi Sekolah Kedinasan 2024

Catat, Ini Jadwal Seleksi Sekolah Kedinasan 2024

Whats New
Semen Padang Dapat Pengakuan UNESCO, Erick Thohir: BUMN Tulang Punggung Ekonomi

Semen Padang Dapat Pengakuan UNESCO, Erick Thohir: BUMN Tulang Punggung Ekonomi

Whats New
Alfamidi Berencana Membagikan Dividen Rp 155,47 Miliar

Alfamidi Berencana Membagikan Dividen Rp 155,47 Miliar

Whats New
Target Peserta Kartu Prakerja 2024 Tembus 75 Persen, Anggaran Bakal Ditambah?

Target Peserta Kartu Prakerja 2024 Tembus 75 Persen, Anggaran Bakal Ditambah?

Whats New
Cara Daftar Sekolah Kedinasan 2024

Cara Daftar Sekolah Kedinasan 2024

Whats New
Strategi BSI Hadapi Era Biaya Dana Mahal Imbas Kenaikan Suku Bunga Acuan

Strategi BSI Hadapi Era Biaya Dana Mahal Imbas Kenaikan Suku Bunga Acuan

Whats New
TNI AL Gagalkan Penyelundupan Benih Lobster ke Singapura, Nilainya Rp 46,8 Miliar

TNI AL Gagalkan Penyelundupan Benih Lobster ke Singapura, Nilainya Rp 46,8 Miliar

Whats New
Inflasi AS Mereda, Harga Bitcoin Melesat

Inflasi AS Mereda, Harga Bitcoin Melesat

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com