Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengamat: Pembatasan BBM Tidak Akan Jadi Dijalankan

Kompas.com - 04/05/2012, 13:24 WIB
Ester Meryana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat energi, Pri Agung Rakhmanto, berpendapat pembatasan penggunaan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi tidak akan jadi dijalankan pada tahun ini. Sekalipun jadi dilakukan, pembatasan tidak menghemat volume konsumsi BBM bersubsidi secara signifikan.

"Ya sebenarnya bukan hanya ditunda, tapi ini tidak akan jadi dijalankan," ucap Pri ketika dihubungi Kompas.com, Jumat (4/5/2012).

Menurut dia, pembatasan penggunaan konsumsi BBM bersubsidi merupakan kebijakan yang telah didengungkan sejak lama. Namun Pemerintah tidak siap melakukannya sehingga sempat memilih menaikkan harga BBM bersubsidi. Ketika saat ini rencana itu muncul kembali, Pri pun memandang pesimistis hal itu. "Ya tahun ini kalau mau dipaksakan (Pemerintah) belum siap. Ini sudah perdebatan lama sehingga akhirnya memilih naikkan harga BBM karena dulu belum siap," tambahnya.

Pri menilai, bila rencana pembatasan jadi dilakukan, volume konsumsi BBM bersubsidi yang dihemat tidak besar. Jika jadi dilakukan mulai pertengahan tahun maka konsumsi yang dihemat paling hanya 1 juta kiloliter. "Itu pun kalau tidak terjadi kebocoran," tegas Pri.

Namun, bila pembatasan tidak sama sekali dilakukan tahun ini maka kuota konsumsi BBM bersubsidi akan terlampaui hingga 43 juta kiloliter. Lebih 3 juta kiloliter dari kuota yang dipatok dalam APBN-Perubahan 2012. Artinya, prediksi Pri jauh lebih sedikit ketimbang prediksi Pemerintah yang mencapai 47 juta kiloliter. "Kalau sampai 47 juta kiloliter itu nggak ya. Sekitar 43 juta kiloliter. Tahun lalu saja sekitar 41,5 juta kiloliter. Itu terlalu bombastis," pungkas Pri.

Seperti diwartakan, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Jero Wacik mengatakan, pemerintah menunda rencana pembatasan penggunaan bahan bakar minyak bersubsidi untuk kendaraan pribadi hingga batas waktu yang tak ditentukan. Pelaksanaan pembatasan penggunaan BBM bersubsidi ini dinilai sulit diawasi.

"Kami akan melakukannya secara sporadis. Ada beberapa SPBU yang tak lagi menjual premium bersubsidi. Jadi untuk kendaraan pribadi ditunda sampai waktu yang tidak ditentukan," kata Jero, di Kantor Presiden, Jakarta, Kamis (3/5/2012).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Masih Merugi, Industri Fintech Lending Diharapkan Cetak Laba pada Kuartal II 2024

    Masih Merugi, Industri Fintech Lending Diharapkan Cetak Laba pada Kuartal II 2024

    Whats New
    Surat Utang Diburu Investor, Pemerintah Kantongi Rp 21,36 Triliun

    Surat Utang Diburu Investor, Pemerintah Kantongi Rp 21,36 Triliun

    Whats New
    Mudah, Begini Cara Cek Saldo JHT BPJS Ketenagakerjaan via Aplikasi JMO

    Mudah, Begini Cara Cek Saldo JHT BPJS Ketenagakerjaan via Aplikasi JMO

    Whats New
    OJK: Portofolio Investasi Dana Pensiun Masih Didominasi Instrumen SBN

    OJK: Portofolio Investasi Dana Pensiun Masih Didominasi Instrumen SBN

    Whats New
    Capex Adalah: Pengertian, Jenis, Contoh, dan Cara Menghitungnya

    Capex Adalah: Pengertian, Jenis, Contoh, dan Cara Menghitungnya

    Earn Smart
    Prospek Reksadana Campuran Dinilai Masih Menarik, Ini Alasannya

    Prospek Reksadana Campuran Dinilai Masih Menarik, Ini Alasannya

    Whats New
    Pemerintah Kantongi Rp 21,36 Triliun dari Lelang 7 Seri Surat Utang Negara

    Pemerintah Kantongi Rp 21,36 Triliun dari Lelang 7 Seri Surat Utang Negara

    Whats New
    OJK Tindak 45 Iklan Keuangan yang Langgar Aturan pada Kuartal I-2024

    OJK Tindak 45 Iklan Keuangan yang Langgar Aturan pada Kuartal I-2024

    Whats New
    Asosiasi Vape Gencarkan Edukasi untuk Kurangi Kebiasaan Merokok

    Asosiasi Vape Gencarkan Edukasi untuk Kurangi Kebiasaan Merokok

    Whats New
    Cara Resign dari Pekerjaan dengan Sopan dan Tanpa Drama

    Cara Resign dari Pekerjaan dengan Sopan dan Tanpa Drama

    Work Smart
    PGN Saka Resmi Perpanjang Kontrak WK Ketapang Bersama Petronas di IPA Convex 2024

    PGN Saka Resmi Perpanjang Kontrak WK Ketapang Bersama Petronas di IPA Convex 2024

    Whats New
    MSIG Life Bayar Klaim Meninggal Dunia dan Kesehatan Rp 164 Miliar per Kuartal I 2024

    MSIG Life Bayar Klaim Meninggal Dunia dan Kesehatan Rp 164 Miliar per Kuartal I 2024

    Whats New
    Cara Bayar Iuran BPJS Kesehatan lewat BRImo dengan Mudah

    Cara Bayar Iuran BPJS Kesehatan lewat BRImo dengan Mudah

    Spend Smart
    Di IPA Convex 2024, Pertamina, Petronas, dan MedcoEnergi Sepakat Prioritaskan Kolaborasi

    Di IPA Convex 2024, Pertamina, Petronas, dan MedcoEnergi Sepakat Prioritaskan Kolaborasi

    Whats New
    Bank Mandiri: Suku Bunga Acuan Belum Akan Turun dalam Waktu Dekat

    Bank Mandiri: Suku Bunga Acuan Belum Akan Turun dalam Waktu Dekat

    Whats New
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com