JAKARTA, KOMPAS.com — Pemerintah diharapkan segera membatasi masuknya produk impor khususnya dari China demi menjaga keberlangsungan hidup industri nasional.
"Produk China dengan harga yang jauh lebih murah sangat diminati konsumen di Indonesia sehingga dikhawatirkan akan menggeser produk lokal yang harganya jauh lebih mahal. Apabila pemerintah tidak melakukan pengaturan terhadap masuknya produk China, dampaknya akan sangat besar," kata pengamat ekonomi Universitas Gadjah Mada, Rimawan Pradiktyo, di Jakarta, Selasa (8/5/2012) malam.
Rimawan menilai produk China bisa mengungguli produk lokal yang harganya jauh lebih tinggi sehingga produk lokal tidak diminati konsumen, yang pada gilirannya akan mematikan perusahaan lokal. "Akibatnya, banyak perusahaan lokal akan ditutup dan meningkatkan pengangguran di dalam negeri. Kondisi ini akan mendorong investasi asing makin berkurang karena mereka mengalihkan dananya ke negara lain yang akan dijadikan basis produksi," paparnya.
Lebih lanjut ia berpendapat, para investor asing kemungkinan akan menginvestasikan dana di China ataupun di Vietnam ketimbang Indonesia sebagai basis produksi dan mengekspor produknya ke pasar domestik. "Minat investor akan berubah karena produsen lebih tertarik berekspansi di China dan mengekspor barang jadinya ke Indonesia," tuturnya.
Namun, Rimawan menambahkan, dengan meningkatnya impor barang konsumsi menunjukkan bahwa geliat industri nasional belum terlalu pulih meski ada tren meningkat dibandingkan dengan tahun lalu. "Pemerintah harus memberikan dorongan kepada pengusaha agar industri lebih bertumbuh. Jika impor makin tinggi dan masyarakat lebih memilih produk impor, produsen akan beralih menjadi importir," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.