JAKARTA, KOMPAS.com - Ekpor adalah komponen penyumbang produk domestik bruto yang tak tergantikan. Usaha menggenjot komponen lain untuk menutupi kecilnya pertumbuhan ekspor, dinilai tak akan cukup.
"Pertumbuhan konsumsi belanja masyarakat sudah maksimal. Pembentukan modal tetap bruto dan investasi sudah kuat. Bagaimana pun, kalau kita ingin pertumbuhan ekonomi 6,5 persen atau lebih, harus ekspor," kata Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Armida Salsiah Alisjahbana, di Jakarta, Rabu (9/5/2012).
Ekspor pada triwulan I-2012, Armida melanjutkan, pertumbuhannnya sebesar 7 persen. Padahal untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 6,5 persen, pertumbuhan ekspor setidaknya 10 persen.
Armida berpendapat, usaha menggenjot konsumsi, penerimaan modal tetap bruto, dan investasi, bisa dan memang harus dilakukan. Namun demikian, usaha tersebut tetap saja berat untuk menutupi sektor ekspor yang porsinya mencapai 25 persen.
"Kuncinya ekspor. Kita inginnya 10 persen tapi berat dengan situasi global. Kecuali domestik digenjot lagi. Investasi kita cukup optimistis, tapi tetap berat untuk menutup sektor ekspor yang porsinya 25 persen. Cukup signifikan, tidak bisa diabaikan," kata Armida.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.