JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Menteri Keuangan Anny Ratnawati mengemukakan bahwa investasi, belanja Pemerintah, dan konsumsi masyarakat harus bisa bekerja secara bersama-sama untuk menjaga ekonomi nasional tetap tumbuh di tengah-tengah menurunnya pertumbuhan ekonomi di wilayah Asia-Pasifik.
"Kita punya investasi, belanja Pemerintah dan konsumsi masyarakat itu harus dipastikan untuk bekerja pada level penuh," sebut Anny, di DPR, Jakarta, Kamis (24/5/2012).
Ia menjelaskan, konsumsi masyarakat harus dijaga pada level daya beli yang baik. Demi itu, inflasi harus dijaga, salah satunya dengan menjaga agar harga beras stabil.
Anny mengatakan, investasi harus dipastikan benar-benar masuk dan berada pada sektor riil. Bukan hanya masuk ke portofolio. "Oleh karena itu betul termasuk belanja modal Pemerintah harus pada level yang baik di kuartal II ini," sambung dia.
Akan tetapi, ia menaruh catatan pada kemungkinan derasnya produk impor ke pasar domestik. Ini dimungkinkan karena ekonomi di sejumlah negara seperti India dan China mengalami koreksi. Jika stok barang China tidak bisa masuk lagi ke pasar Eropa dan Amerika Serikat maka kemungkinan besar akan masuk ke Indonesia. "Tantangan terbesar adalah menjaga domestik diisi oleh produk domestik yang tidak bisa diekspor," tegas Anny.
Ia pun menyimpulkan, bila investasi, belanja Pemerintah, dan konsumsi masyarakat bisa dijaga semua maka dampak pelemahan pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia bisa diantisipasi. Namun, kata dia, ketiga hal itu harus berjalan bersama. Jika tidak maka pondasi ekonomi nasional tidak akan kuat.
"Tiga hal harus jalan bersama, tidak bisa salah satu karena tidak akan cukup kuat pondasinya," pungkas Anny.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.