Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Subsidi Listrik Harus Ditekan

Kompas.com - 01/06/2012, 14:38 WIB
Evy Rachmawati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Pemerintah diminta dapat menekan subsidi listrik dalam Rancangan APBN 2012. Hal ini dengan asumsi bahwa keterlambatan proyek percepatan pembangunan pembangkit listrik 10.000 megawatt dapat diatasi bersama dengan bauran energi primer lain di luar bahan bakar minyak.  

Menurut anggota Komisi VII DPR,  Satya W Yudha, saat dihubungi, Jumat (1/6/2012), di Jakarta, pengurangan subsidi listrik tidak selalu dengan cara menaikkan tarif dasar listrik.  

Direktur Jenderal Kelistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Jarman, dalam paparannya, menyatakan, subsidi listrik dalam RAPBN 2013 diusulkan pada kisaran Rp 223,66 triliun sampai Rp 233,44 triliun. Hal ini terdiri dari biaya pokok penyediaan listrik  sebesar Rp 209,03 triliun sampai Rp 218,7 triliun, ditambah dengan margin usaha 7 persen.

Hal ini berarti ada peningkatan biaya pokok penyediaan listrik dibandingkan dalam APBN Perubahan 2012 yang ditetapkan subsidi listrik Rp 206,12 triliun, dan Rp 192,64 triliun di antaranya untuk biaya pokok penyediaan listrik.   Kenaikan BPP listrik itu antara lain disebabkan kenaikan asumsi ICP dari 105 dollar AS per barrel pada RAPBN-P 2012 menjadi 100-120 dollar AS per barrel pada RAPBN 2013.

Dengan kenaikan asumsi ICP itu,  harga rata-rata BBM untuk pembangkit listrik PLN tahun depan diperkirakan naik dari Rp 8.356 per liter tahun ini menjadi Rp 9.153 per liter.   Selain itu, pertumbuhan kebutuhan listrik tahun depan diperkirakan 8-9 persen dibandingkan tahun ini, dan diikuti dengan kenaikan harga energi primer, meskipun volume BBM turun dari semula 7,22 juta kiloliter menjadi 5,67 juta kiloliter.

Kenaikan harga gas rata-rata dari 6,12 dollar AS per juta british thermal unit (MMBTU) menjadi 7,96 dollar AS per MMBTU.   Jarman menyatakan, pemerintah akan berupaya mengendalikan BPP listrik antara lain dengan kepastian terpenuhinya target bauran energi, terealisasinya diversifikasi non-BBM, pasokan gas sesuai target, dan tidak terkendalanya waktu pengoperasian pembangkit listrik tenaga uap berbasis batubara pada tahun 2013.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com