Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hatta: Pidato Hemat Energi Tak Retorika

Kompas.com - 04/06/2012, 16:59 WIB
Hindra Liu

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, seruan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tentang gerakan hemat energi tak hanya sekedar retorika. Sebaliknya, gerakan hemat energi ini dikatakan memiliki tingkat keefektivitasan sebesar 80 persen. Sayangnya, Hatta tak merinci penjelasan tersebut.

"Mobil kendaraan plat merah atau dinas itu kan ribuan. Kalau tertangkap satu atau dua (karena menggunakan BBM bersubsidi), itu bisa dikategorikan kecil dibandingkan yang patuh. Yang patuh itu lebih dari 80 persen," kata Hatta kepada para wartawan di halaman Istana Negara, Jakarta, Senin (4/6/2012).

Hatta menegaskan, SPBU Pertamina berhak untuk menolak pengendara kendaraan berplat merah yang hendak membeli BBM bersubsidi. Hatta menganjurkan petugas SPBU untuk menyampaikan bahwa sesuai perintah dan peraturan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, kendaraan berplat merah dilarang membeli BBM bersubsidi.

Kementerian, sambungnya, telah melakukan sosialisasi terkait kebijakan larangan tersebut. Ada sanksi bagi para pelanggar. Hatta tak menjelaskan secara rinci terkait sanksi tersebut.

Kepada para wartawan dan masyarakat, Hatta meminta agar mereka turut melaporkan jika ada mobil berplat merah, khususnya milik pejabat, yang membeli BBM bersubsidi. "Kalau perlu dipotret. Laporkan mobil bernomor plat sekian menggunakan subsidi," kata Hatta.

Sebelumnya, para pengamant mengatakan, pidato gerakan hemat energi diragukan bisa dijalankan dengan sungguh-sungguh, diukur efektivitasnya, dan dievaluasi.

Pengamat energi Kurtubi menyatakan, sepanjang menyangkut upaya penghematan energi atau bahan bakar minyak, hal itu seyogianya didukung semua pihak. "Seperti hemat listrik, PLN jangan lagi memakai BBM bersubsidi. Paling penting adalah percepatan konversi BBM ke bahan bakar gas," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com