Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seleksi Direksi PT BEI Rawan Intervensi

Kompas.com - 14/06/2012, 13:22 WIB
FX. Laksana Agung S

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Uji kepantasan dan kelayakan calon direksi PT Bursa Efek Indonesia yang dilakukan Bapepam-LK rawan intervensi. Apalagi, proses seleksi tidak transparan.

Demikian disampaikan Apung Widadi dari Indonesia Corruprion Watch dalam siaran pers per (14/6/2012). ICW, Apung melanjutkan, juga mensinyalir, terjadi tarik ulur di dalam panitia seleksi. Ini mengindikasikan adanya titipan kepentingan antar kelompok yang terepresentasi di panitia seleksi. "Dengan adanya intervensi kepentingan dari kelompok tertentu ini yang mengancam independensi BEI kedepan. Selayaknya kriteria independen, bebas konflik kepentingan, transparan serta tata kelola yang baik harus dikedepankan," kata Apung.

Ia menyatakan, beberapa calon direksi PT BEI dilaporkan berkonflik kepentingan dan terindikasi bermasalah. Di antaranya adalah adanya seorang calon yang merupakan kepala bagian Bapepam-LK. Jadi, yang bersangkutan melakukan penyusunan kriteria calon direksi BEI tetapi dia ternyata juga ikut mendaftar sebagai calon tanpa mengundurkan diri terlebih dahulu dari jabatannya.

Selain itu seorang calon direksi berasal dari perusahaan sekuritas milik Bank BUMN yang diduga terlibat kasus IPO di Krakatau Steel dan Garuda Indonesia. IPO Krakatau Steel menimbulkan kontroversi karena adanya penjatahan yang tidak transparan sehingga diduga menguntungkan kelompok kepentingan tertentu.

Sementara IPO Garuda sebagaimana diketahui menyebabkan kerugian hingga puluhan miliaran rupiah dan pemerintah harus melelang kepemilikannya kepada pihak swasta dengan merugi. Jelas-jelas ada unsur tata kelola dan etikal yang bersinggungan dan apalagi hingga menyebabkan perusahaan milik negara menjadi rugi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com