Generasi Muda Berpendidikan Kunci Pertumbuhan Ekonomi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) di Indonesia, Peter Van Rooij, mengatakan tingginya tingkat pendidikan generasi muda akan membantu pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Walau pun saat ini Indonesia memiliki sumber daya manusia berusia produktif, namun banyak kaum muda yang tidak aktif dan tidak bersekolah.  Menurut hasil penelitian Understanding Children's Work, sekitar 40 juta kaum muda Indonesia berusia antara 15 sampai 24 tahun menjadi sumber daya manusia yang berharga bagi Indonesia. Akan tetapi 1 dari 5 pemuda Indonesia tidak bersekolah atau bekerja, dan 1 dari 3 pemuda di dunia kerja hanya memiliki pendidikan dasar atau kurang.

"Pertumbuhan ekonomi Indonesia akan sangat tergantung pada generasi muda yang berpendidikan," ungkap Peter saat menghadiri acara peluncuran laporan Understanding Children's Work (UCW) tentang pekerja anak dan pekerja muda di gedung Bappenas, Jakarta, Rabu (20/06/2012).

Peter menambahkan, investasi yang dilakukan melalui sejumlah kegiatan pendidikan dan pelatihan serta mengutamakan kualitas pendidikan bagi semua anak berkontribusi penting untuk memastikan tercapainya hak semua orang atas pekerjaan yang layak dan memastikan masa depan Indonesia.

Menurut rekomendasi hasil penelitian, meningkatkan keterampilan dan kemampuan kerja kaum muda membutuhkan tindakan di tiga tahapan, pertama adanya kebutuhan untuk memperkuat mutu pendidikan dasar dan relevansinya dengan kebutuhan kaum muda yang akan memasuki pasar tenaga kerja.

Langkah kedua adalah menyediakan peluang belajar kedua bagi kaum muda yang tidak memperoleh pendidikan memadai, termasuk mereka yang dipaksa putus sekolah di usia dini untuk bekerja, dan ketiga memperluas efektivitas dan jangkauan program pendidikan teknis dan pelatihan kejuruan.

Tindakan tersebut diyakini akan membantu membekali kaum muda dengan keterampilan dan pengalaman kerja yang memadai agar berhasil memperoleh pekerjaan yang lebih baik sebagai pekerja atau wiraswasta.