JAKARTA, KOMPAS.com — Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tetap optimistis pertumbuhan ekonomi di Indonesia pada 2012 mencapai 6,3 persen. Pemerintah Indonesia terus berupaya menggenjot pertumbuhan investasi.
Demikian disampaikan Staf Khusus Presiden Bidang Perekonomian Firmansyah kepada para wartawan di Kantor Presiden, Jakarta, Jumat (13/7/2012).
"Micro finance harus dioptimalkan. Begitu juga penyerapan daerah. Target penyerapan lebih besar," kata Firmansyah.
Di samping itu, kehadiran kepala negara terkemuka, seperti Presiden AS Barack Obama dan Kanselir Jerman Angela Merkel, turut memengaruhi tingkat kepercayaan penanam modal terhadap Indonesia.
Sebelumnya, Direktur Pelaksana Bank Dunia Sri Mulyani Indrawati meminta, pemerintah tidak terlena dengan pertumbuhan ekonomi yang mencapai 6,3 persen tahun 2012. Pemerintah harus bisa memberikan bukti yang lebih nyata dalam bentuk penyediaan lapangan kerja dan program jaminan sosial bagi masyarakat miskin.
"Meskipun pertumbuhan 6 persen, bagaimana membuat lapangan pekerjaan dan mengatasi kemiskinan," kata Sri Mulyani.
Sementara itu, Kepala Perwakilan Bank Dunia di Indonesia Stefan Koeberle menyatakan, Indonesia tidak kebal dari dampak krisis global sehingga tidak tertutup kemungkinan pertumbuhan ekonomi 2013 turun ke 4 persen.
Akan tetapi, Indonesia masih menikmati pertumbuhan kuat dibandingkan dengan negara-negara berkembang lainnya berkat kuatnya konsumsi domestik dan investasi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.