Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bank Dunia Kesulitan Mendefinisikan Kelas Menengah

Kompas.com - 19/07/2012, 22:47 WIB
Dimasyq Ozal

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Senior Ekonom Indonesia Bank Dunia Vivi Alatas mengatakan, mendefinisikan kelas menengah itu bukan tugas yang mudah dan juga tidak ada definisi tunggal.

Pasalnya, ada bermacam-macam kalangan yang mendefinisikan itu. Definisi bersifat ekonomi atau yang mencakup politik dan sosial.

"Kami sendiri sulit yah, tidak ada satu definisi yang tepat dalam mengatagorikan kelas menengah itu," kata Vivi pada seminar di Bank Indonesia, Jakarta, Kamis (19/7/2012).

Bila bersifat deskriptif, ada beberapa deifisi yang menurutnya bisa mengartikannya. Menurutnya, kaum Marxist beranggapan, kelas menengah adalah kaum borjuis bawahan yang bukan kapitalis besar ataupun pekerja.

Sementara sosiolog Marx Weber berpendapat, mereka yang dilihat dari pendapatan, keamanan pekerjaan, dan berkesempatan kembangkan karirnya.

Lalu, beberapa sejarawan, lanjut Vivi, berpandangan, ialah mereka yang berwiraswasta sebagai pengrajin terampil dan tokoh profesi terpelajar.

Ia mengatakan, definisi kelas menengah mana yang digunakan atau dipilih, juga bergantung dari apa yang menjadi kepentingnnya. Ia pun menjelaskan beberapa kemungkinan dari perusahaan swasta, pemerintah atau partai politik, dan ekonom pembangunan terkait itu.

Perusahaan swasta mungkin berkepentingan bahwa kelas menengah adalah ukuran pasaran potensial dari barang dan jasa yang dijualnya. Sementara pemerintah dan politik mungkin berkepentingan terhadap kelompok pemberi dukungan suara untuk program dan kebijakan penting, serta sumber pendapatan atas pelayanan publik.

Lalu, ekonom pembangunan mungkin berkepentingan bahwa kelas menengah sebagai pendorong pertumbuhan. sumber modal manusia dan SDM terampil, dan pihak yang menuntut tata kelola pemerintah yang baik.

"Kami menggunakan definisi pragmatis (umum) saja untuk melihatnya sebagai proksi (penyeimbang) bukan suatu indikator yang sangat baku. Mudah-mudahan tahun depan kita bisa kumpulkan data-datanya dan bisa sharing kembali (definisi yang tepat)," ungkapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Punya KPR BCA? Ini Cara Cek Angsurannya Lewat myBCA

Punya KPR BCA? Ini Cara Cek Angsurannya Lewat myBCA

Work Smart
APRIL Group Terjun ke Bisnis Kemasan Berkelanjutan, Salah Satu Investasi Terbesar di Sumatra dalam Satu Dekade

APRIL Group Terjun ke Bisnis Kemasan Berkelanjutan, Salah Satu Investasi Terbesar di Sumatra dalam Satu Dekade

BrandzView
Siap-siap, BSI Bakal Tebar Dividen Rp 855,56 Miliar

Siap-siap, BSI Bakal Tebar Dividen Rp 855,56 Miliar

Whats New
Kalbe Farma Umumkan Dividen dan Rencana 'Buyback' Saham

Kalbe Farma Umumkan Dividen dan Rencana "Buyback" Saham

Whats New
Pos Indonesia Ubah Aset Gedung Jadi Creative Hub E-sport

Pos Indonesia Ubah Aset Gedung Jadi Creative Hub E-sport

Whats New
IHSG Lanjutkan Kenaikan Tembus Level 7300, Rupiah Tersendat

IHSG Lanjutkan Kenaikan Tembus Level 7300, Rupiah Tersendat

Whats New
Pengusaha Korea Jajaki Kerja Sama Kota Cerdas di Indonesia

Pengusaha Korea Jajaki Kerja Sama Kota Cerdas di Indonesia

Whats New
Menko Airlangga Siapkan Pengadaan Susu untuk Program Makan Siang Gratis Prabowo

Menko Airlangga Siapkan Pengadaan Susu untuk Program Makan Siang Gratis Prabowo

Whats New
Enzy Storia Keluhkan Bea Masuk Tas, Stafsus Sri Mulyani: Kami Mohon Maaf

Enzy Storia Keluhkan Bea Masuk Tas, Stafsus Sri Mulyani: Kami Mohon Maaf

Whats New
Waskita Karya Optimistis Tingkatkan Pertumbuhan Jangka Panjang

Waskita Karya Optimistis Tingkatkan Pertumbuhan Jangka Panjang

Whats New
Apresiasi Karyawan Tingkatkan Keamanan dan Kenyamanan di Lingkungan Kerja

Apresiasi Karyawan Tingkatkan Keamanan dan Kenyamanan di Lingkungan Kerja

Whats New
Potensi Devisa Haji dan Umrah Capai Rp 200 Triliun, Menag Konsultasi dengan Sri Mulyani

Potensi Devisa Haji dan Umrah Capai Rp 200 Triliun, Menag Konsultasi dengan Sri Mulyani

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 68 Sudah Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Kartu Prakerja Gelombang 68 Sudah Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Whats New
MARK Tambah Jajaran Direksi dan Umumkan Pembagian Dividen

MARK Tambah Jajaran Direksi dan Umumkan Pembagian Dividen

Whats New
Miliki Risiko Kecelakaan Tinggi, Bagaimana Penerapan K3 di Lingkungan Smelter Nikel?

Miliki Risiko Kecelakaan Tinggi, Bagaimana Penerapan K3 di Lingkungan Smelter Nikel?

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com