Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Merugi, PTPN XIV Diminta Sinergi

Kompas.com - 20/07/2012, 14:44 WIB
Didik Purwanto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Hingga saat ini kinerja PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XIV masih mencatat kerugian. Pemerintah menginginkan PTPN XIV agar bersinergi dengan PTPN lain.

Deputi Menteri BUMN Bidang Industri Primer Muhammad Zamkhani menjelaskan PTPN XIV harus melakukan sinergi agar mendapat keuntungan bisnis. Saat ini beban perseroan meningkat sehingga sulit bagi perseroan untuk meningkatkan kinerja bisnis tanpa sinergi. "Biar untung, kami minta PTPN XIV mau sinergi, khususnya dengan PTPN III, PTPN IV dan PTPN X," kata Zamkhani selepas sholat Jumat di Kementerian BUMN Jakarta, Jumat (20/7/2012).

Saat ini, PTPN XIV mencatat kerugian hingga mencapai Rp 105 miliar sepanjang tahun lalu akibat menurunnya kinerja tiga pabrik gula yang ada di Sulsel, yaitu Pabrik Gula Takalar, Arasoe dan Camming, di Bone, Sulawesi Selatan. Untuk mengatasinya, kini pihak PTPN XIV tengah mengupayakan untuk mencari modal baru sebesar Rp 3,2 triliun agar bisa memaksimalkan kembali kondisi perusahaan.

Ada beberapa cara yang akan ditempuh PTPN XIV agar dana tersebut bisa diperoleh, antara lain mengupayakan dana dari perusahaan holding, jika nanti jadi terbentuk holding. Kedua, mencari dana dari pihak perbankan, serta alternatif lainnya adalah mencari dana dari investor baik melalui sinergi dengan BUMN lainnya maupun dengan pihak swasta.

Tahun lalu total produksi gula dari tiga pabrik gula yang ada hanya mencapai 29.000 ton dari kapasitas semestinya yang bisa mencapai di atas 100.000 ton per tahun jika kondisi yang ada cukup efektif. Tahun lalu, panen tebu PTPN XIV terganggu oleh kondisi musim, sehingga banyak pohon tebu yang patah. Ditambah lagi serangan hama tikus yang terjadi cukup luar biasa di Bone. Ini menyebabkan produksi gula hanya mencapai 29.000 ton dari seharusnya bisa mencapai 80.000 hingga 100.000 ton per tahun.

Selain itu, PTPN XIV juga akan melakukan beberapa langkah yaitu perbaikan kebun, revitalisasi mesin-mesin pabrik, serta melakukan penanaman di lahan hak guna usaha (HGU) yang belum digarap. Langkah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua stakeholder. "Kalau menaikkan omset itu susah, yang gampang adalah menghemat biaya (cost)," katanya.

Saat ini, selain menangani gula, PTPN juga menangani komoditas sawit, kelapa, dan sapi. Khusus pabrik gula, pihaknya juga dibantu oleh PTPN X yang ada di Jawa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Info Limit Tarik Tunai BCA Sesuai Jenis Kartu ATM Lengkap

Info Limit Tarik Tunai BCA Sesuai Jenis Kartu ATM Lengkap

Spend Smart
3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

Earn Smart
[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

Whats New
Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Whats New
Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Whats New
Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada  Kuartal I 2024

Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada Kuartal I 2024

Whats New
Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com