Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Laba PTBA Ditargetkan Rp 3,4 Triliun

Kompas.com - 25/07/2012, 15:06 WIB
Didik Purwanto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Bukit Asam Tbk (PTBA) menargetkan laba bersih sepanjang tahun 2012 sebesar Rp 3,4 triliun atau naik 111,1 persen dibandingkan pencapaian akhir 2011 sebesar Rp 1,61 triliun. Optimisme itu disebabkan karena perseroan akan fokus selektif mencari lahan pertambangan batubara berkalori tinggi.

Direktur Utama PTBA Milawarma menjelaskan saat ini perseroan memiliki kualitas produksi lahan batubara mulai dari terendah 5.000 kcal/kg hingga 7.000 kcal/kg. "Dengan bisa menjaga kualitas batubara yang lebih tinggi, maka marjin yang diperoleh dari hasil penjualan juga tinggi. Sambil menghemat biaya operasional, laba otomatis akan bertambah," kata Milawarma saat konferensi pers di Omah Sendok di Jakarta Selatan, Selasa malam (24/7/2012).

Sepanjang enam bulan pertama di 2012 ini, perseroan baru bisa mengontribusikan sekitar 25 persen dari seluruh kapasitas produksi batubara yang berkalori tinggi. Di semester II-2012 ini, perseroan akan meningkatkan sekitar 35 persen batubara berkalori tinggi dari seluruh kapasitas produksinya.

Selain meningkatkan kualitas batubara, Milawarma juga akan mendorong efisiensi khususnya biaya operasional untuk transportasi. Perseroan bercermin dari hasil kinerja di semester I-2012 dengan pencapain laba yang menurun tipis 3 persen dari Rp 1,61 triliun menjadi Rp 1,56 triliun. "Penurunan laba itu disebabkan karena volume produksi yang tidak sebanding dengan peningkatan biaya transportasi kereta api," katanya.

Untuk menggenjot kinerja di semester II-2012, perseroan akan melakukan sejumlah rencana bisnis. Di antaranya tetap melanjutkan kerjasama jual beli listrik (power purchase agreement/PPA) dengan PT PLN Persero untuk pembangkit listrik tenaga uap mulut tambang di Tanjung Enim, Sumatera Selatan, berkapasitas 2 x 620 megawatt (MW).

Dengan adanya kesepakatan itu, maka konstruksi PLTU mulut tambang dapat dilakukan awal 2013. Diperkirakan, PLTU mulut tambang bisa operasi komersial pada 2016 mendatang. "Kita perkirakan 6-9 bulan pembahasan finansialnya bisa close. Setelah itu, konstruksi dan 2016 bisa disalurkan ke PLN," katanya.

Dalam pengerjaan PLTU mulut tambang ini, PTBA mengajak China Huadian, perusahaan asal China. Adapun komposisi saham masing-masing perusahaan adalah 45 persen untuk PTBA dan CHD menguasai 55 persen. Proyek ini diproyeksikan menelan investasi sebesar 1,59 miliar dollar AS. Nantinya, BUMN batubara ini akan menyertakan investasi PLTU mulut tambang sekitar 45 persen, dengan komposisi pendanaannya 25 persen berasal dari ekuitas dan 75 persen pinjaman perbankan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

Earn Smart
[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

Whats New
Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Whats New
Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Whats New
Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada  Kuartal I 2024

Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada Kuartal I 2024

Whats New
Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Whats New
Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com