JAKARTA, KOMPAS.com — Persoalan pasokan kedelai sudah sering terjadi dan pemerintah selalu menempuh solusi instan. Pemerintah tidak mengantisipasinya dengan baik. Demikian dikemukakan pengamat ekonomi Univerisitas Gadjah Mada, Revrisond Baswir, Rabu (25/7/2012).
"Seharusnya bisa lebih fokus pada upaya untuk menggenjot produksi kedelai dalam negeri," katanya. Ia mengemukakan hal itu menanggapi masalah kedelai di dalam negeri saat ini,
Membebaskan bea masuk, lanjut Revrisond Baswir, hanyalah upaya mempermudah pasokan. Namun, Indonesia tetap bergantung pada kedelai impor. Dampak pembebasan bea masuk terhadap harga kedelai impor juga relatif kecil.
"Setelah bea masuk dihapuskan, harga kedelai impor memang harus turun," ucap Revrisond.
Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan Deddy Saleh mengatakan, penghapusan bea masuk kedelai diusulkan untuk dilaksanakan mulai 1 Agustus mendatang sampai akhir Desember 2012.
"Sifatnya hanya sementara untuk mengantisipasi kenaikan harga internasional agar tidak berdampak serius bagi perajin tempe dan tahu," kata Deddy.
Kementerian Perdagangan akan berkoordinasi dengan para importir dan koperasi perajin tahu tempe agar tujuan penghapusan bea masuk tersebut bisa tercapai.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.