Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kurtubi: Listrik dari Panas Bumi Mahal

Kompas.com - 26/07/2012, 16:28 WIB
Dimasyq Ozal

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Pengamat energi, Kurtubi, menilai bahwa pemerintah terlalu diiming-imingi bahwa listrik dari energi alternatif selain minyak, yakni panas bumi atau geotermal, lebih ramah lingkungan dibanding batu bara. Padahal harga produksi listrik geotermal tiga kali lipat lebih mahal dari listrik batu bara.

"Jadi, PLN digiring pemerintah menggunakan panas bumi yang mahal. Sementara itu, batu bara, yang murah, untuk diekspor," ujar Kurtubi pada diskusi di gedung DPD Jakarta, Kamis (26/7/2012).

Besarnya harga listrik geotermal tersebut, menurutnya, dikhawatirkan akan berdampak pada naiknya harga tarif dasar listrik yang ditetapkan oleh PLN.

Seperti diberitakan sebelumnya, PLN siap melaksanakan jual-beli listrik dari pembangkit listrik tenaga panas bumi sesuai kebijakan pemerintah, baik harga pasar, negosiasi bisnis, maupun penetapan tarif listrik. Ini salah satu langkah untuk menambah kapasitas 4.000-5.000 megawatt pada 2014-2015.

Pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) nantinya akan dioperasikan sebagai pemikul beban dasar sehingga akan beroperasi beriringan dengan pembangkit listrik tenaga uap batubara (PLTU batubara).

Pemerintah pun mewajibkan PLN membeli listrik geotermal dengan harga baru yang ditetapkan oleh Menteri ESDM Jero Wacik antara 10 sen dollar dan 17 sen dollar AS per kWh dari harga sebelumnya yang ditetapkan maksimal 9,7 sen dollar AS.

"Ada dua belah pihak yang diuntungkan dalam hal ini, yakni pengusaha listrik geotermal karena bisa jual mahal ke PLN, dan pengusaha batu bara yang dapat mengekspor besar-besaran ke luar negeri," ungkap pengajar di Program Magister Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Whats New
Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Whats New
Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada  Kuartal I 2024

Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada Kuartal I 2024

Whats New
Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Whats New
Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Whats New
BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com