Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anggaran untuk Kementerian Pertanian Diminta Ditambah

Kompas.com - 27/07/2012, 16:39 WIB
Sandro Gatra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah diminta meningkatkan anggaran untuk Kementerian Pertanian agar bisa merevitalisasi infrastruktur pertanian sehingga mempercepat program swasembada pangan 2014 . Saat ini, pemerintah dinilai tidak memiliki kemauan politik untuk pembangunan politik.

Hal itu dikatakan Viva Yoga Mauladi, Wakil Ketua Fraksi Partai Amanat Nasional yang juga anggota Komisi IV DPR ketika dihubungi, Jumat (27/7/2012), menyikapi kelangkaan kedelai hingga mengakibatkan melonjaknya harga bahan baku tahu dan tempe itu.

Viva mengatakan, anggaran untuk Kementerian Pertanian saat ini sangat kecil, yakni hanya 1,3 persen dari APBN 2012 atau sekitar Rp 17,8 triliun. "Tambah alokasi dana Kementerian Pertanian minimal 10 persen dari APBN. Hal ini akan mempercepat program swasembada pangan karena program-program ke arah swasembada akan dapat dilaksanakan secara masif, sinergis, dan integratif," kata dia.

Viva mengatakan, pemerintah harus mengambil alih kendali pasokan dan harga bahan pangan yang selama ini ditentukan oleh mekanisme pasar. Selama ini, kata dia, proses supply and demand ditentukan oleh negara produsen dan pelaku usaha impor. Meskipun jumlahnya sangat sedikit, tambahnya, tapi dapat mengalahkan kekuasaan pemerintah.

" Pangan itu bukan komoditas politik karena menyangkut kedaulatan negara," kata Viva.

Penasihat Dewan Pimpinan Nasional HKTI Siswono Yudhohusodo mengatakan, kelangkaan pangan tidak hanya terjadi di kedelai. Ke depan, bakal terjadi kelangkaan komoditas lain seperti jagung, gula, gandum akibat kekeringan di Amerika Serikat.

"Jadi kalau hari ini kita ributkan kedelai, jangan kaget sebentar lagi juga pada jagung, gula, dan gandum," kata politisi Partai Golkar itu.

Untuk itu, lanjut Siswono, pemerintah perlu meningkatkan produksi komoditas pangan agar tercipta swasembada. Menjaga harga komoditas yang relatif menguntungkan untuk petani, menurut dia, akan menarik petani untuk terus menanam dan tidak beralih profesi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

    Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

    Spend Smart
    Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

    Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

    Whats New
    Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

    Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

    Whats New
    Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

    Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

    Whats New
    Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

    Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

    Whats New
    Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

    Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

    Whats New
    Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

    Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

    Whats New
    Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

    Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

    Whats New
    Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

    Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

    Whats New
    Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada  Kuartal I 2024

    Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada Kuartal I 2024

    Whats New
    Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

    Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

    Work Smart
    Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

    Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

    Whats New
    Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

    Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

    Whats New
    BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

    BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

    Whats New
    Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

    Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

    Whats New
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com