Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perajin Merasa Harga Kedelai Masih Tinggi

Kompas.com - 30/07/2012, 14:23 WIB
Dimasyq Ozal

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Setelah aksi mogok 25-27 Juli lalu, para perajin tahu dan tempe sudah mulai melakukan produksi pada Jumat malamnya. Kini, harga kedelai di pasaran yang sebelumnya Rp 8.000 menjadi Rp 7.500 per kilogram.

Sekalipun bea masuk kedelai impor sudah dihapuskan, pihak Pusat Koperasi Tahu dan Tempe Indonesia (Puskopti) merasa harga tersebut masih jauh dari harga yang seharusnya bagi perajin, yakni kisaran Rp 6.000-Rp 6.500 per kilogram.

Demikian kata Ketua Puskopti Jakarta Selatan Sutaryo kepada Kompas.com, di Jakarta Selatan, Senin ( 30/7/2012 ). "Penghapusan bea masuk, sekarang harga kedelai Rp 7.500. Kita belum terima, idealnya Rp 6.000-Rp 6.500 per kilogram," kata Sutaryo.

Sutaryo mengemukakan, ada kemungkinan juga, harga yang sekarang ini akan meningkat sekitar Rp 200 -Rp 250.  "Ini kan namanya stabilitas harga. Jadi dengan harga Rp 7.500 juga sudah cukup menguntungkan perajin. Untuk satu kilo gram kedelai, bisa produksi sekitar 1,5 kilogram. Sekarang harga pasaran tahu tempe sekitar Rp 8.000 per kilogram," jelasnya.

Sebelumnya, Menteri Pertanian Suswono mengatakan, harga kedelai nasional memang harus harus disesuaikan sehingga tidak terlalu membebani petani. "Sekitar Rp 5.000 (harga) kedelai itu buat petani sangat berat. Memang idealnya harus di atas Rp 7.000, apalagi kalau sampai Rp 8.000 berarti itu ada peluang bagi petani," ujarnya.

Suswono menyebutkan, harga kedelai saat ini seharusnya memicu para petani untuk menanam kedelai lebih banyak lagi. Untuk menghasilkan kedelai, petani membutuhkan waktu sekitar 2,5 bulan dari mulai masa tanam hingga panen.

Ada kemungkinan jika para petani mulai menanam dari sekarang, maka pada dua sampai tiga bulan kedepan harga kedelai masih cukup baik untuk para petani. "Yang jelas para petani jangan sampai kehilangan momentum," ujarnya.

Pemerintah pun beberapa waktu kedepan harga kedelai tidak akan terus naik jika belajar dari pengalaman-pengalaman sebelumnya. Ia juga mengimbau para perajin tempe tahu untuk mencari alternatif sementara agar tetap meraih keuntungan di saat harga bahan baku naik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Info Limit Tarik Tunai BCA Sesuai Jenis Kartu ATM Lengkap

    Info Limit Tarik Tunai BCA Sesuai Jenis Kartu ATM Lengkap

    Spend Smart
    3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

    3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

    Earn Smart
    [POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

    [POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

    Whats New
    Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

    Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

    Spend Smart
    Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

    Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

    Whats New
    Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

    Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

    Whats New
    Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

    Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

    Whats New
    Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

    Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

    Whats New
    Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

    Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

    Whats New
    Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

    Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

    Whats New
    Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

    Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

    Whats New
    Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

    Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

    Whats New
    Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada  Kuartal I 2024

    Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada Kuartal I 2024

    Whats New
    Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

    Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

    Work Smart
    Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

    Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

    Whats New
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com