Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Butuh Duit, PT Inti Ingin Segera Privatisasi

Kompas.com - 30/07/2012, 15:18 WIB
Didik Purwanto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Industri Telekomunikasi Indonesia (Inti) Persero ingin segera dapat melakukan privatisasi. Hal itu disebabkan kondisi perusahaan saat ini sedang membutuhkan dana.

Direktur Utama PT Inti Tikno Sutisna menjelaskan kondisi keuangan perseroan hingga November 2012 masih negatif (minus). Baru pada Desember mendatang keuangannya positif. "Privatisasi ini merupkan inisiatif dari pemegang saham, kami perlu dana segar, bukan pinjaman atau menerbitkan obligasi," kata Tikno di Kementerian Keuangan Jakarta, Senin (30/7/2012).

Sekadar catatan, perseroan memang berencana akan melepas 49 persen saham PT Inti dengan mekanisme strategic sales. Pemerintah menginginkan agar strategic sales itu bisa dilakukan sesama perusahaan BUMN.

Hingga saat ini, PT Inti baru mendekati PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM). Begitu juga dengan PT LEN Industri Persero yang juga menyatakan berminat. Namun hasil negoisasi tersebut belum final. "Ini masih pembicaraan informal dengan Telkom, memang kami lebih dekat bisnisnya dengan Telkom, tapi kami belum ada pembicaraan formal," katanya.

Dengan segera privatisasi, maka PT INTI akan segera mempercepat bisnisnya. Rencananya, akhir tahun ini, PT INTI berencana akan memproduksi smartphone, tablet atau perangkat telekomunikasi yang akan dijual secara business to consumer. Namun Tikno masih bungkam terkait rencana tersebut.

Awalnya, PT Inti memang akan merilis smartphone dan tablet murah dengan prosesor Marvell. Smartphone dan tablet murah ini akan menjadi alternatif produk atas produk serupa yang sudah membanjiri tanah air. "Rencana membuat smartphone dan tablet murah sudah pasti, jadinya akhir tahun. Tapi kami belum bisa bilang kebutuhan dananya," jelasnya.

Sekadar catatan, pemerintah memang berencana melepas saham PT Inti ke PT Telkom atau PT LEN Industri Persero. Saat ini, Kementerian BUMN tengah mencari model yang cocok untuk pengembangan arah core business perusahaan PT Inti ke depan. PT Inti saat ini sahamnya sepenuhnya dimiliki pemerintah. Rencananya, pemerintah berencana akan melepaskan 49 persen saham baru lewat skema strategic sales pada sesama perusahaan BUMN.

Akusisi saham PT Inti sudah masuk dalam rencana Program Tahunan Privatisasi 2012 yang tengah menunggu jadwal konsultasi dengan DPR. "Kalau Telkom punya kepentingan, ya silahkan. Tapi kalau mengganggu, ya jangan," kata Meneg BUMN Dahlan Iskan.

Deputi Bidang Restrukturisasi dan Perencanaan Strategis Kementerian BUMN, Pandu Djajanto menjelaskan PT Inti diharapkan bisa diakuisisi oleh sesama BUMN. Perusahaan yang sempat melirik adalah PT Perusahaan Listrik Negara (PLN), PT Perusahaan Gas Negara (PGN) atau PT Len Industri (LEN).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Whats New
Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Whats New
Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada  Kuartal I 2024

Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada Kuartal I 2024

Whats New
Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Whats New
Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Whats New
BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com