Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Petani Minta Subsidi Rp 350 Miliar

Kompas.com - 31/07/2012, 10:11 WIB
Hermas Effendi Prabowo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Kebijakan pemerintah menurunkan bea masuk impor kedelai dari 5 persen menjadi 0 persen sampai akhir tahun 2012 dikhawatirkan bakal menurunkan semangat petani berproduksi.

Apalagi akibat kebijakan itu negara kehilangan penerimaan pajak hingga Rp 350 miliar. Agar tidak menimbulkan kecemburuan dan petani tetap semangat berproduksi, ada baiknya pemerintah memberikan perhatian yang sama kepada petani kedelai.

Bentuknya dengan memberikan subsidi minimal sebesar Rp 350 miliar untuk mendukung budidaya kedelai.

Ketua Umum Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Winarno Tohir, Selasa (31/7/2012) di Jakarta, mengatakan, subsidi tersebut bisa diberikan dalam bentuk bantuan langsung benih unggul bermutu.

Dengan begitu, produktivitas kedelai bisa ditingkatkan sehingga produksi kedelai nasional meningkat. Ketergantungan pada impor kedelai bisa dikurangi.

"Kalau subsidi hanya diberikan kepada konsumen dalam bentuk penurunan bea masuk, pemerintah sejatinya sedang menciptakan ketidakadilan," kata Winarno.

Menurut dia, seharusnya perhatian pemerintah juga sama kepada petani kedelai. Selama ini mereka terus berproduksi sekalipun tata niaga kedelai acap kali tidak memihak kepada petani.

Tantangan produksi kedelai saat ini, ungkap Winarno, antara lain karena beragamnya serangan hama penyakit kedelai. Akibatnya produktivitas kedelai rendah, rata-rata hanya 1,3 ton per hektar. Di negara lain, produktivitas kedelai bisa di atas 3 ton.

Selain itu, lanjutnya, harga kedelai tidak menarik bagi petani karena sering rendah hanya Rp 5.000 per kilogram. Dalam kompetisi pemanfaatan lahan antarkomoditas, komoditas kedelai kurang menarik dibudidayakan dibandingkan dengan jagung atau padi.

Untuk mendorong petani agar tetap semangat berproduksi, ungkap Winarno, KTNA mengusulkan perlunya kebijakan harga penyangga atau harga dasar pembelian kedelai. Dengan adanya harga penyangga, petani bisa mantap berproduksi karena ada jaminan pasar dan harga sehingga ada jaminan untung.

"Kalau harga kedelai dilepas ke pasar, di sisi lain konsumen menghendaki harga kedelai murah, petani yang akan menjadi korban. Swasembada kedelai pun akan sulit diwujudkan," kata Winarno.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Info Limit Tarik Tunai BCA Sesuai Jenis Kartu ATM Lengkap

Info Limit Tarik Tunai BCA Sesuai Jenis Kartu ATM Lengkap

Spend Smart
3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

Earn Smart
[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

Whats New
Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Whats New
Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Whats New
Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada  Kuartal I 2024

Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada Kuartal I 2024

Whats New
Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com