Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kementan Optimis Swasembada Kedelai 2014 Tercapai

Kompas.com - 07/08/2012, 18:23 WIB
Dimasyq Ozal

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Aneka Kacang-kacangan dan Umbi-umbian Kementerian Pertanian Maman Suparman menyatakan, optimismenya terhadap swasembada kedelai sebanyak 2,7 juta ton pada 2014 nanti. Masih ada waktu dua tahun lagi untuk mengejar target tersebut dengan berbagai upaya yang dilakukan pemerintah maupun stakeholder terkait.

"Pemerintah telah menetapkan bahwa swasembada kedelai ditargetkan tercapai pada tahun 2014. Kami optimis di 2014 bisa swasembada kedelai karena peluang untuk meningkatkan produksi ada dan lahan juga ada. Kita akan melakukan berbagai usaha bagaimana caranya petani dapat menigkatkan produktivitas kedelainya," kata Maman pada diskusi di Gedung BPPT, Jakarta, Selasa (7/8/2012).

Menurut Maman, masih ada waktu dua tahun lagi untuk mengejar target tersebut. Pertama, dengan melakukan perluasan areal lahan pertanian kedelai.

Ia menjelaskan ada potensi lahan terlantar dari Badan Pertanahan Nasional seluas 2 juta hektare dan lahan Perhutani seluar 290.000 hektare. Lahan seluas ini harus diselesaikan proses adminitrasinya sehingga menjadi legal untuk lahan kedelai.

Kedua, meningkatkan produktivitas kedelai. Adapun beberapa cara yang bakal diupayakan pemerintah untuk itu, yakni meningkatkan kualitas dan kuantitas pembenihan, memperbaiki teknik budidaya kedelai di tingkat petani, memperlancar penyediaan modal dan tekonologi pertanian, dan mempercepat adopsi paket teknologi melalui Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SLP-TT).

Ketiga, melakukan pengamanan produksi kedalai dengan cara, pengelolaan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) dan antisipasi dampak iklim, serta penanganan pasca panen. Terakhir, melakukan penyempurnaan manajemen. Itu bisa dilakukan melalui kebijak pasar, distribusi, dan harga hasil produksi yang bersamaan dapat menguntungkan semua pihak. Selain itu, kebijakan peluang usaha kondusif dan menanggulangi risiko yang diterima petani bila gagal panen.

Kendati demikian, Maman menyadari ada juga berbagai kendala yang ditemui pemerintah. Sulitnya mencari lahan untuk perluasan areal tanam dari yag dibutuhkan sekitar 500.000 hektare. Lalu, tidak adanya jaminan harga dan pemasaran bagi petani kedelai, pada saat panen raya, harga malah menurun tajam di tingkat petani. Penerapan teknologi budidaya oleh petani belum optimal tingkat produktivitasnya atau masih rendah.

"Swasembada kedelai tahun 2014 bisa tercapai apabila, penambahan areal tanam seluas 1.200.000 hektare, peningkatan produktivitas mendekati potensi hasil, dan dukungan pembiayaan sebesar Rp 6,88 triliun," ujarnya.

Untuk diketahui luas areal tanam mencapai puncaknya atau swasembada kedelai pada 1992 silam, yakni 1,67 juta hektare dengan produksi 1,8 juta ton. Namun sejak tahun 2000 areal tanam terus menurun menjadi 566 hektare dengan produksi 857 ton pada tahun 2012. Lalu pada tingkat impor, pada 1992 masih 694.132 ton (181 juta penduduk), sementara di 2012 telah mencapai 1,2 juta ton (240 juta penduduk). Adapun dirata-rata per 20 tahun, maka luas lahan kedelai Indonesia hanya 903 hektare dengan kemampuan produksi sebanyak 1,09 juta ton.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

SeaBank Indonesia Bukukan Laba Rp 52 Miliar di Kuartal I-2024

SeaBank Indonesia Bukukan Laba Rp 52 Miliar di Kuartal I-2024

Whats New
Bakal 'Buyback' Saham, Bos ADRO: Sebanyak-banyaknya Rp 4 Triliun

Bakal "Buyback" Saham, Bos ADRO: Sebanyak-banyaknya Rp 4 Triliun

Whats New
Luhut Dorong Maskapai Penerbangan Asing Beroperasi di Indonesia

Luhut Dorong Maskapai Penerbangan Asing Beroperasi di Indonesia

Whats New
Kementerian ESDM: 331 Perusahaan Industri Menghemat Energi pada 2023

Kementerian ESDM: 331 Perusahaan Industri Menghemat Energi pada 2023

Whats New
Home Credit Catat Volume Pembiayaan Rp 2,59 Triliun Sepanjang Kuartal I 2024

Home Credit Catat Volume Pembiayaan Rp 2,59 Triliun Sepanjang Kuartal I 2024

Whats New
Membangun Bisnis Kuliner bersama Boga Hiji

Membangun Bisnis Kuliner bersama Boga Hiji

Whats New
Di Tengah Penurunan Penjualan Unit Baru, Tren Kredit Kendaraan Tetap Tumbuh

Di Tengah Penurunan Penjualan Unit Baru, Tren Kredit Kendaraan Tetap Tumbuh

Whats New
RUPST, Emiten Boy Thohir ADRO Angkat Direktur Baru

RUPST, Emiten Boy Thohir ADRO Angkat Direktur Baru

Whats New
Ketegangan Geopolitik Timur Tengah Dinilai Bikin Saham-saham Berfundamental Bagus Terdiskon

Ketegangan Geopolitik Timur Tengah Dinilai Bikin Saham-saham Berfundamental Bagus Terdiskon

Whats New
Sri Mulyani Sebut Sedang Siapkan Anggaran Pemerintah Prabowo-Gibran

Sri Mulyani Sebut Sedang Siapkan Anggaran Pemerintah Prabowo-Gibran

Whats New
Nilai Ekspor Indonesia Naik Jadi 19,62 Miliar pada April 2024

Nilai Ekspor Indonesia Naik Jadi 19,62 Miliar pada April 2024

Whats New
Adaro Energy Bakal Tebar Dividen Final Rp 6,4 Triliun Tahun Ini

Adaro Energy Bakal Tebar Dividen Final Rp 6,4 Triliun Tahun Ini

Whats New
Masuknya Starlink Dikhawatirkan Ancam Bisnis Operator Lokal, Luhut: Semua Harus Berkompetisi

Masuknya Starlink Dikhawatirkan Ancam Bisnis Operator Lokal, Luhut: Semua Harus Berkompetisi

Whats New
OJK Bakal Bikin Ketentuan Tarif Premi Asuransi Kendaraan Listrik

OJK Bakal Bikin Ketentuan Tarif Premi Asuransi Kendaraan Listrik

Whats New
Eks Pejabatnya Ditahan KPK Kasus Pengadaan Lahan, PTPN Sebut Dukung Proses Hukum

Eks Pejabatnya Ditahan KPK Kasus Pengadaan Lahan, PTPN Sebut Dukung Proses Hukum

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com