Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hati-hati Perangkat Makan Melamin Tak Ber-SNI

Kompas.com - 14/08/2012, 15:43 WIB
Ester Meryana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Pengawasan Barang Beredar dan Jasa Kementerian Perdagangan Inayat Iman menyebutkan, pihaknya menemukan produk perangkat makan berbahan melamin yang diduga tidak memenuhi persyaratan Standar Nasional Indonesia (SNI) dalam kegiatan pengawasan barang beredar yang dilakukan secara serentak di lima kota.

"Melamin ini harusnya sudah ada SNI-nya, sehingga nanti kita uji untuk kesesuaian. Apakah SNI sudah sesuai?," sebut Inayat di Kementerian Perdagangan, Jakarta, Selasa (14/8/2012).

Dalam kegiatan pengawasan yang dilakukan di lima kota yakni Pontianak, Medan, Surabaya, Makassar, dan Jakarta, Kementerian Perdagangan menemukan perangkat makan, khususnya piring, berbahan melamin yang diduga tak ber-SNI.

Pada bagian atas piring tersebut memang terdapat stiker yang menyebutkan bahwa produk ber-SNI. Akan tetapi, setelah ditilik bagian bawah piring ternyata tidak ditemukan tulisan SNI dengan model timbul. "Orang awam berpikir sudah, dilihat di belakang nggak ada nomornya (SNI)," tuturnya.

Disebutkan Inayat, piring ataupun perangkat makan melamin lainnya yang tidak ber-SNI berbahaya bagi konsumen. "Karena dikhawatirkan apabila tidak sesuai ditaruh makanan panas akan mengeluarkan zat berformalin," tegas dia.

Untuk produk melamin ini, kementerian menemukannya bukan hanya di pasar tetapi juga di ritel modern. Di Medan yakni di beberapa toko modern di kawasan Jalan Bawean dan Jalan SM Raja. Di Sidoarjo, produk ditemukan di toko grosir di kawasan Waru. Di Pontianak, produk ditemukan di toko modern Jalan Patimura dan Jalan Ahmad Yani.

Sementara di Jakarta, produk melamin tersebut ditemukan di Lottemart Kelapa Gading, Pasar Senen, Pasar Pagi Glodok, Pasar Jatinegara, dan Pasar Mampang Prapatan. Produk melamin yang diduga tidak sesuai ketentuan ini akan ditindaklanjuti dengan uji laboratorium. Apabila hasil laboratorium terbukti maka akan dilakukan pelaksanaan pengawasan khusus maupun pengenaan sanksi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Info Limit Tarik Tunai BCA Sesuai Jenis Kartu ATM Lengkap

Info Limit Tarik Tunai BCA Sesuai Jenis Kartu ATM Lengkap

Spend Smart
3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

Earn Smart
[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

Whats New
Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Whats New
Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Whats New
Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada  Kuartal I 2024

Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada Kuartal I 2024

Whats New
Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com