Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sri Mulyani Masuk 100 Besar Wanita Paling Berpengaruh

Kompas.com - 23/08/2012, 20:26 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com- Mantan Menteri Keuangan RI, Sri Mulyani Indrawati, kembali masuk dalam daftar 100 wanita paling berpengaruh di dunia versi majalah Forbes. Dalam daftar yang dikeluarkan Forbes pada Rabu (22/8/2012), Direktur Pelaksana Bank Dunia itu menempati posisi ke-72.

Catatan ini menjadi yang keempat bagi Sri Mulyani sejak ia pertama kali masuk daftar 100 besar dunia versi Forbes pada 2008. Empat tahun lalu, Sri berada di posisi ke-23. Pada 2009, Doktor lulusan University of Illinois, AS, tersebut juga meraih prestasi yang sama dengan menempati urutan ke-71.

Namanya tak tercantum pada daftar 100 besar periode 2010. Namun, peraih penghargaan Menteri Keuangan terbaik Asia 2006 itu kembali masuk 100 besar dengan menempati posisi ke-65.

Urutan pertama dalam daftar 100 besar tahun ini ditempati oleh Kanselir Jerman Angela Merkel. Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Hillary Clinton berada di urutan kedua.

Sri Mulyani Indrawati telah menjabat sebagai Managing Director World Bank sejak Mei 2010. Ia menjalankan tugas mengawasi operasi Bank Dunia di Asia dan Afrika, Eropa, Amerika Latin, dan Timur Tengah. Ia juga memberikan perhatian khusus kepada negara-negara berpenghasilan menengah, seperti Indonesia dan negara-negara BRIC (Brasil, Rusia, India, dan China) sebagai sumber kekuatan ekonomi global. Ia juga dianggap berpengalaman menyelamatkan Indonesia dari krisis ekonomi 2008 saat masih menjabat sebagai Menkeu.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Vira Widiyasari Jadi Country Manager Visa Indonesia

Vira Widiyasari Jadi Country Manager Visa Indonesia

Rilis
Ada Bansos dan Pemilu, Konsumsi Pemerintah Tumbuh Pesat ke Level Tertinggi Sejak 2006

Ada Bansos dan Pemilu, Konsumsi Pemerintah Tumbuh Pesat ke Level Tertinggi Sejak 2006

Whats New
Peringati Hari Buruh 2024, PT GNI Berikan Penghargaan Kepada Karyawan hingga Adakan Pertunjukan Seni

Peringati Hari Buruh 2024, PT GNI Berikan Penghargaan Kepada Karyawan hingga Adakan Pertunjukan Seni

Whats New
Kemenperin Harap Produsen Kembali Perkuat Pabrik Sepatu Bata

Kemenperin Harap Produsen Kembali Perkuat Pabrik Sepatu Bata

Whats New
IHSG Naik Tipis, Rupiah Menguat ke Level Rp 16.026

IHSG Naik Tipis, Rupiah Menguat ke Level Rp 16.026

Whats New
Warung Madura: Branding Lokal yang Kuat, Bukan Sekadar Etnisitas

Warung Madura: Branding Lokal yang Kuat, Bukan Sekadar Etnisitas

Whats New
Ini Tiga Upaya Pengembangan Biomassa untuk Co-firing PLTU

Ini Tiga Upaya Pengembangan Biomassa untuk Co-firing PLTU

Whats New
Strategi untuk Meningkatkan Keamanan Siber di Industri E-commerce

Strategi untuk Meningkatkan Keamanan Siber di Industri E-commerce

Whats New
Permendag Direvisi, Mendag Zulhas Sebut Tak Ada Masalah Lagi dengan Barang TKI

Permendag Direvisi, Mendag Zulhas Sebut Tak Ada Masalah Lagi dengan Barang TKI

Whats New
Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin Bakal Panggil Manajemen

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin Bakal Panggil Manajemen

Whats New
Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Whats New
Per Februari 2024, Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,20 Juta Orang

Per Februari 2024, Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,20 Juta Orang

Whats New
Pembangunan Infrastruktur di Australia Jadi Peluang untuk Produsen Baja Lapis RI

Pembangunan Infrastruktur di Australia Jadi Peluang untuk Produsen Baja Lapis RI

Whats New
KAI Ubah Pola Operasi, 21 Kereta Berhenti di Stasiun Jatinegara

KAI Ubah Pola Operasi, 21 Kereta Berhenti di Stasiun Jatinegara

Whats New
Kejar Target 1 Juta Barrel Minyak, Industri Hulu Migas Hadapi Keterbatasan Rig

Kejar Target 1 Juta Barrel Minyak, Industri Hulu Migas Hadapi Keterbatasan Rig

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com