Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KUT Diputihkan, BRI Tak Rugi

Kompas.com - 27/08/2012, 16:18 WIB
Ester Meryana

Penulis

 JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Utama BRI Sofyan Basir menegaskan bahwa BRI tidak mengalami kerugian apabila tunggakan Kredit Usaha Tani (KUT) diputihkan. "Jadi bagi bank pelaksana tidak ada kerugian apa-apa. Selama ini tidak ada kerugian karena uangnya bukan uang bank," jelas Sofyan, di Kantor Bank Indonesia, Jakarta, Senin (27/8/2012).

Sofyan menjelaskan, tunggakan KUT dari penyediaan tahun 1998/1999 mencapai sekitar Rp 5 triliun. Sebagai salah satu bank pelaksana, BRI pun mempunyai porsi yang besar dari tunggakan tersebut yakni sekitar Rp 1 triliun.

Pemutihan tunggakan KUT perlu dilakukan demi kepentingan petani karena petani yang namanya tercatat dalam penyaluran KUT tersebut tidak bisa masuk lagi ke sistem perbankan. "Tapi, sebenarnya banyak juga mereka yang tidak menerima kredit, tapi namanya dipakai, dipinjam KTP-nya," ujarnya.

BRI sebagai salah satu bank pelaksana pun tidak mengalami kerugian terhadap kebijakan pemutihan tersebut. Pasalnya uang yang disalurkan kepada petani adalah uang Pemerintah. "Jadi uang pemutihannya itu uang Pemerintah (yang) tidak dikembalikan. Gitu saja," tegas Sofyan.

Ia menyimpulkan, KUT tersebut seperti halnya kredit likuiditas. Bank, seperti BRI, menyalurkan dana Pemerintah sebagai channeling. "Jadi bagi bank pelaksana tidak ada kerugian apa-apa. Selama ini tidak ada kerugian karena uangnya bukan uang bank," simpul Sofyan.

Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Syarifuddin Hasan sebelumnya mengatakan, sebanyak 14 bank siap mengikuti kebijakan Pemerintah terkait penuntasan masalah tunggakan KUT. 

"Oh, siap, asalkan itu kebijakan Pemerintah," sebut Syarifuddin ketika ditanyai kesiapan perbankan terhadap rencana penghapusan tunggakan KUT, di Kantor Menko Perekonomian, Jakarta, Rabu (15/8/2012).

Dijelaskannya, ada 14 bank yang ikut ambil bagian dalam penyaluran KUT sekitar tahun 1998 tersebut. Dari 14 bank itu, ada sejumlah bank Badan Usaha Milik Negara (BUMN). "Kebanyakan BUMN," tambahnya.

Ia menyebutkan, tunggakan KUT terbesar ada di BRI yakni Rp 2 triliun. Sementara total tunggakan KUT sebesar Rp 5,7 triliun. Sejauh ini, kata Syarifuddin, belum ada tunggakan KUT yang diputihkan. Hal itu masih dalam proses.

Pemerintah pun akan membawa masalah ini ke DPR RI. Sedangkan, perbankan sendiri akan mengikuti kebijakan Pemerintah. "Tawaran dari perbankan itu tergantung dari Pemerintah bagaimana," lanjutnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Whats New
Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Whats New
Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada  Kuartal I 2024

Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada Kuartal I 2024

Whats New
Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Whats New
Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Whats New
BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com