JAKARTA, KOMPAS.com- Harga kakao di Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) atau Jakarta Future Exchange (JFX) dibuka dengan harga Rp 22.600/kg untuk kontrak pengadaan Desember 2012. Untuk pengadaan Juli 2013, harga dipatok Rp 23.060/kg.
Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi Syahrul R Sempurnajaya, di Jakarta, Selasa (28/8/2012), mengatakan penguatan harga kakao juga terjadi di bursa New York (NYMEX). Harga kakao berjangka untuk kontrak pengiriman bulan Desember mengalami kenaikan sebesar 76 dollar AS (3,17 persen) dan ditutup pada posisi 2 .473 dollar AS per ton. Harga kakao mengalami kenaikan akibat spekulasi gangguan pasokan di tengah spekulasi bahwa El Nino akan mengakibatkan kekeringan.
Cuaca kering di daerah selatan Afrika Barat dan juga di Asia Tenggara. Adanya cuaca buruk, dan potensi kekerasan Pantai Gading yang merupakan produsen Kakao akan menjadi pengaruh pergerakan harga. Diprediksi bahwa permintaan kakao dunia akan terus meningkat pada tingkat 3 persen per tahun, dengan potensi kenaikan yang lebih besar jika ekonomi China dan India terus tumbuh.
Sementara itu, selama semester I tahun 2012 ini, nilai ekspor kakao atau coklat Sumut mengalami penurunan yang cukup drastis yakni hingga 26,62 persen . Penurunan tersebut disebabkan depresiasi nilai rupiah akibat dampak krisis finansial yang masih melanda negara Uni Eropa dan Amerika Serikat. Sepanjang tahun 2012, musim panen tidak begitu banyak dan harga lokal kini lebih mahal dibanding ekspor, sehingga kakao lebih banyak dijual di pasar domestik.
Harga biji kakao di wilayah Kecamatan Merbaumataram, Kecamatan Way Sulan, dan Kecamatan Katibung, Lampung Selatan, naik Rp 1.500Rp - Rp 2.000/kg. Saat ini harga kakao naik menjadi Rp 18.500- Rp 19.000/kg dari sebelumnya Rp16.000 - Rp17.000/kg.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.