Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Infrastruktur Transportasi Udara RI Peringkat Ke-80 Dunia

Kompas.com - 29/08/2012, 17:09 WIB
Didik Purwanto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Kualitas infrastruktur transportasi udara di Indonesia dinilai masih buruk, bahkan masuk ketiga terburuk di Asia Tenggara.

CEO PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) Emirsyah Satar menjelaskan, infrastruktur transportasi Indonesia berada pada peringkat ke-80 di antara infrastruktur transportasi udara di seluruh dunia. "Kita hanya lebih baik dari Vietnam di posisi ke-95 dan Filipina di posisi ke-115," kata Emir di Indonesia International Infrastructure Conference and Exhibitions (IIICE) di Jakarta Convention Center Jakarta, Rabu (29/8/2012).

Berdasarkan laporan dari WEF Global Competitiveness Report 2011-2012, kondisi infrastruktur tertinggi dimiliki oleh Singapura (posisi ke-1), Hongkong (ke-2), Malaysia (ke-20), Australia (ke-29), Thailand (ke-32), Jepang (ke-50), India (ke-67), dan China (ke-72).

Menurut Emir, infrastruktur transportasi udara di Indonesia menjadi tantangan tersendiri, khususnya dalam dunia penerbangan di Tanah Air. Padahal, kondisi infrastruktur transportasi khususnya udara ini cenderung akan mendatangkan investasi, apalagi investasi asing yang masuk melalui bandara-bandara yang ada.

"Kondisi infrastruktur transportasi udara ini harus diperbaiki agar negara kita bisa bersaing dengan negara lain. Khususnya demi meningkatkan investasi asing di dalam negeri," tambahnya.

Hingga 2015, Garuda Indonesia akan menggelontorkan investasi Rp 37,5 triliun untuk membeli 194 pesawat baru, mayoritas untuk penerbangan domestik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com