Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebagian Besar Industri RI Masih "Low Tech"

Kompas.com - 31/08/2012, 14:09 WIB
Ester Meryana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sesditjen Kerjasama Industri Internasional Kementerian Perindustrian Dyah Winarni Poedjiwati mengatakan, sebagian besar industri nasional masih berada dalam kategori industri berteknologi rendah (low-tech).

"Mayoritas produksi kita masih di low-tech, lalu medium-high," sebut Dyah dalam diskusi di Kantor Kadin Indonesia, Jakarta, Jumat (31/8/2012).

Dia menjelaskan, pada sisi produksi, industri kertas, kayu dan barang dari kayu, pakaian jadi, kulit dan barang dari kulit, dan industri makanan dan minuman masih tergolong industri low-tech. Hanya industri radio, televisi, peralatan komunikasi, kimia dan barang-barang dari bahan kimia yang berteknologi tinggi.

Pada sisi tenaga kerja, cukup banyak industri yang masih low-tech. Ia menyebutkan, industri furnitur, kertas, kulit, pakaian jadi, hingga pengolahan tembakau sebagai industri yang berteknologi rendah. Sementara industri yang tergolong berteknologi tinggi hanya industri peralatan kedokteran, alat-alat ukur, peralatan navigasi, dan kimia.

Teknologi rendah juga banyak ditemui pada sisi output dan ekspor. Hanya satu-dua industri yang bisa dinyatakan berteknologi tinggi. "Ekspor juga sebagian besar masih di low-tech," tegas Dyah.

Keberadaan perjanjian perdagangan bebas ataupun kerja sama ekonomi lainnya, kata dia, bisa mendorong industri untuk meningkatkan kemampuan teknologinya. Namun, tidak menutup kemungkinan juga bahwa perjanjian tersebut justru menghambat kesempatan bagi industri nasional untuk mengembangkan teknologinya.

"Kita perlu mengembangkan industri dengan konten teknologi lebih tinggi ke depan, bila Indonesia ingin sustainable dalam mengembangkan perekonomian lebih lanjut untuk jangka panjang," tandas Dyah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com