Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Produk Ramah Lingkungan Bisa Bebas Bea Masuk, Ini Syaratnya

Kompas.com - 06/09/2012, 16:52 WIB
Dimasyq Ozal

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementrian Keuangan Bambang Brojonegoro mengatakan, pemerintah Indonesia bakal mempertimbangkan penurunan bea masuk (BM) produk ramah lingkungan, asalkan dibutuhkan dan industrinya tidak mampu memproduksi.

"Kalau Indonesia tidak bisa produksi dan membutuhkan barang ramah lingkungan, nantinya akan di nolkan (Bea Masuk)," kata Bambang di Gedung DPR RI, Jakarta, Kamis (6/9/2012).

Ia mengatakan, bila BM produk ramah lingkungan dari lua negeri dibebaskan, namun ternyata industri lokal juga mampu memproduksi dikhawatirkan justru bakal merusak pasaran dalam negeri.

"Jangan kita butuh, (malah) kita kasih 5 atau 10 persen kan, kasihan industri (dalam negeri) yang membutuhkan bahan baku dan penolong yang ramah lingkungan. Kita harus melihat bea masuk soal ramah lingkungan atau engga, Kalau barang itu sudah diproduksi dalam negeri jangan bea masuknya nol nanti habis dalam negeri," ujar Bambang.

Bambang menjelaskan, persoalan BM produk ramah lingkungan ini merupakan permasalahan antara Amerika dengan China. Amerika ingin penetapan bea masuk produk ramah lingkungan diturunkan, misalnya di bawah 5 persen hingga 0 persen. Akan tapi, China sendiri sedang mengembangkan industri barang yang dinilai nonramah lingkungan dan murah.

China beranggapan, dengan dinolkannya bea masuk dikhawatirkan Indonesia dan negara lainnya bakal lebih memilih barang yang ramah lingkungan ketimbang tidak. Sementara Amerika saat ini tengah fokus memproduksi barang-barang ramah lingkungan dengan bentuk dan jenisnya serupa produksi China dengan harga yang sama murahnya.

Rabu kemarin ada pertemuan tingkat menteri anggota ekonomi forum kerjasama Ekonomi Asia Pasifik (AMM-APEC) di Vladivostok, Rusia. Pertemuan tersebut membahas daftar produk ramah lingkungan yang pantas dikenakan tarif masuk maksimal 5 persen atau tarif yang lebih rendah atau nol persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Yusuf Mansur Pastikan Tidak Ada Uang Nasabah yang Tertinggal di Paytren

Yusuf Mansur Pastikan Tidak Ada Uang Nasabah yang Tertinggal di Paytren

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Spend Smart
Bisnis Asuransi Tidak Normal, OJK Beri Peringatan Tegas untuk Pasaraya Life

Bisnis Asuransi Tidak Normal, OJK Beri Peringatan Tegas untuk Pasaraya Life

Whats New
Resmi, Neraca Dagang RI Surplus 4 Tahun Berturut-turut

Resmi, Neraca Dagang RI Surplus 4 Tahun Berturut-turut

Whats New
Strategi Medco Genjot Produksi Migas  dan Terapkan Transisi Energi

Strategi Medco Genjot Produksi Migas dan Terapkan Transisi Energi

Whats New
Daftar PSN Transportasi yang Sudah Rampung dan Masih Berjalan

Daftar PSN Transportasi yang Sudah Rampung dan Masih Berjalan

Whats New
72 Calon Masinis Whoosh Dilatih oleh Masinis Kereta Cepat dari China

72 Calon Masinis Whoosh Dilatih oleh Masinis Kereta Cepat dari China

Whats New
Konsisten Terapkan Sistem Manajemen Inovasi, Bank Mandiri Raih ISO 56002 Kitemark

Konsisten Terapkan Sistem Manajemen Inovasi, Bank Mandiri Raih ISO 56002 Kitemark

Whats New
Bank DKI Beri Fasilitas Kredit Kepemilikan Tempat Usaha di Pasar Sukasari Bogor

Bank DKI Beri Fasilitas Kredit Kepemilikan Tempat Usaha di Pasar Sukasari Bogor

Whats New
Menhub Ajak Investor Kembangkan Bandara Komodo

Menhub Ajak Investor Kembangkan Bandara Komodo

Whats New
Utang Luar Negeri Indonesia Turun jadi Rp 6.515,31 Triliun, Ini Penyebabnya

Utang Luar Negeri Indonesia Turun jadi Rp 6.515,31 Triliun, Ini Penyebabnya

Whats New
Tak Hanya Mineral dan Kendaraan Listrik, Investasi Korea di Indonesia Besar di Sektor Ini

Tak Hanya Mineral dan Kendaraan Listrik, Investasi Korea di Indonesia Besar di Sektor Ini

Whats New
Marak PHK di Awal 2024, Apindo: Biaya Usaha Naik, Industri Terdesak Lakukan Pengurangan Karyawan

Marak PHK di Awal 2024, Apindo: Biaya Usaha Naik, Industri Terdesak Lakukan Pengurangan Karyawan

Whats New
Harga Emas Terbaru 15 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 15 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Kemenhub Bakal Susun Regulasi Jual Beli Bus dan Umumkan PO Berizin secara Berkala

Kemenhub Bakal Susun Regulasi Jual Beli Bus dan Umumkan PO Berizin secara Berkala

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com