Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

CIDES: Kekeringan Ancam Sektor Riil

Kompas.com - 11/09/2012, 15:00 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Peneliti Center for Information and Development Studies (CIDES)Rudi Wahyono  menyatakan kekeringan dan perubahan iklim mengancam perkembangan sektor riil yang menjadi tantangan selanjutnya bagi Indonesia selain dampak krisis global yang kini mulai terasa.

"Ini keadaan yang kita hadapi bersama-sama, bukan hanya satu dua daerah," kata Rudi Wahyono dalam diskusi tentang dampak krisis global di Jakarta, Selasa (11/9/2012).

Rudi mengatakan selain tekanan perubahan iklim, fenomena meluasnya gagal  serta kekeringan jangka panjang juga menjadi salah satu pemicu sulitnya perkembangan sektor riil.

Kemungkinan hadirnya siklus tujuh tahunan ENSO (El Nino Southern Oscillation), lanjutnya, yang menimbulkan kekeringan di Asia, Amerika dan kawasan sekitar lautan Pasifik yang terjadi beberapa tahun mendatang juga jadi tantangan yang ada.

Padahal, Indonesia dinilai masih bergantung pada impor bahan pangan dari negara-negara tersebut.

Meski jadi tantangan di masa depan setelah dampak krisis global, Rudi mengatakan Indonesia saat ini harus tetap waspada karena dampak krisis terus terasa terutama pada penurunan ekspor.

"Dampak krisis dunia sudah mulai terasa seperti penurunan ekspor di bidang pertambangan, hasil pertanian bahkan bidang produksi," katanya.

Tak seimbang

Sementara itu anggota Komisi XI DPR Arief Budimanta menilai penurunan ekspor dan tingginya impor Indonesia tak seimbang.

Dia berpendapat kebanyakan komoditas ekspor adalah material mentah yang tidak menghasilkan. "Ekspor Indonesia separuhnya didominasi produk raw material yang saat ini harganya anjlok seperti CPO, karet dan kakao," katanya.

Akan tetapi, negara justru tetap mengimpor produk lain, termasuk pangan, yang harganya terus meningkat.

Keterpurukan ekspor akibat meningkatnya harga bahan baku produksi yang komponen impornya masih tinggi, menurut Arief, juga menjadi tantangan jangka panjang lain yang akan dihadapi. 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com