Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Urbanisasi Dinilai Wajar

Kompas.com - 25/09/2012, 20:58 WIB
Brigita Maria Lukita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Proses urbanisasi (perpindahan penduduk dari desa ke kota) dianggap hal yang wajar terjadi di negara-negara maju. Akan tetapi, urbanisasi harus didukung pemerataan pembangunan wilayah.

Demikian dikemukakan Guru Besar Planologi Institut Teknologi Bandung Tommy Firman dalam sarasehan nasional bidang perumahan dan kawasan permukiman bertema "Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman yang Berkelanjutan dan Prorakyat" di Jakarta, Selasa (25/9/2012).

Ia mengemukakan, pola urbanisasi di Amerika Serikat dan Jepang  mencapai 80 persen dari arus penduduk, sedangkan di Indonesia urbanisasi hanya 20 persen.     

Meski demikian, urbanisasi di Indonesia tidak diimbangi dengan pemerataan pembangunan perkotaan. Pembangunan hanya terpusat di kota-kota besar, seperti Jakarta, Surabaya, dan Bandung. Kebijakan pembangunan ekonomi dan infrastruktur jangan terpusat supaya pembangunan merata.

"Sepanjang kebijakan masih urban bias, maka selama itu pula arus urbanisasi akan menumpuk di Jawa," ujarnya.

Senada dengan itu, Direktur Eksekutif Kemitraan Partnership Wicaksono Sarosa mengemukakan, ada beberapa strategi untuk menyikapi urbanisasi.

Pertama, memanfaatkan urbanisasi sebagai alat pembangunan nasional. Kedua, desentralisasi pembangunan harus mampu menyebarkan kawasan konsentrasi baru. Ketiga, pemenuhan kebutuhan dasar pedesaan, serta pendekatan insentif dan disinsentif bagi kabupaten/kota yang bisa menyiapkan urbanisasi dengan baik.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com