IHSG Variatif, Global Menekan Lagi

JAKARTA, KOMPAS.com — Indeks harga saham gabungan diperkirakan mengalami tekanan jual pada perdagangan Rabu (26/9/2012). Indeks akan bergerak variatif dalam rentang tipis.

Bursa saham di Wall Street ditutup lebih rendah setelah menguat di awal perdagangan. Hal itu dipicu pernyataan dari salah satu pejabat The Federal Reserve tentang efektivitas quantitative easing ketiga.

Indeks Dow Jones Industrial Average melemah 101,37 poin (0,75 persen) menjadi 13.457,55. Indeks saham S&P 500 kehilangan 15,30 poin (1,05 persen) pada 1.441,59, sementara indeks komposit Nasdaq anjlok 43,05 poin (1,36 persen) pada 3.117,73.

Kemarin, IHSG ditutup naik 25,97 poin (0,61 persen) ke level 4.226,89 dengan jumlah transaksi sebanyak 9,33 juta lot atau setara Rp 4,48 triliun. Sektor pertambangan menjadi satu-satunya sektor saham yang memerah.

Investor asing tercatat melakukan penjualan bersih di pasar reguler Rp 177,77 miliar dengan saham yang paling banyak dijual, antara lain BUMI, BBNI, LSIP, MAPI, dan UNTR. Mata uang rupiah terdepresiasi ke level Rp 9,582 per dollar AS.

Secara teknikal, menurut riset eTrading Securities, kenaikan kemarin membuat peluang kenaikan IHSG terbuka, walaupun masih menyisakan risiko turun hingga support 4.160. Namun, jika IHSG berhasil menembus 4.240 yang merupakan resistance minor-nya, kenaikan akan terus berlanjut bahkan hingga 4.330 target minor.

Untuk perdagangan hari ini, IHSG akan mengalami sentimen variatif dengan kecenderungan positif. Adapun saham-saham yang dapat diperhatikan adalah GJTL, CMNP, dan LSIP.