Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BPK: Merpati Berpotensi Rugikan Negara

Kompas.com - 27/09/2012, 12:10 WIB
Didik Purwanto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) saat ini sedang melakukan pemeriksaan internal (audit) di PT Merpati Nusantara Airline. Indikasi awal, maskapai pelat merah tersebut berpotensi merugikan negara.

"Memang audit kita di Merpati ini belum selesai. Di Surabaya, ada maintenance yang harus dilihat. Tapi, indikasi pemeriksaan awal, di Merpati ada unsur pemborosan dan ketidakmampuan manajerial. Ini bisa berdampak pada kerugian negara," kata anggota VII BPK, Bahrullah Akbar, di kantor BPK Jakarta, Kamis (27/9/2012).

Namun, Bahrullah enggan menjelaskan hasil pemeriksaan lebih lanjut. Sebab audit ini masih terus berlanjut. Pihaknya akan terus melakukan audit hingga di tahun depan.

Sekadar catatan, BPK sedang mengaudit perusahaan Merpati. Indikasi sebelumnya, BPK menemukan adanya kerugian sebesar Rp 750 miliar dalam tubuh PT Merpati Nusantara Airlines. Jika dihitung per hari, maskapai ini menderita kerugian hingga Rp 3 miliar per hari.

Karyawan Merpati sebelumnya sudah mengadukan adanya dugaan penyelewengan kepada BPK. Untuk memastikannya, BPK akan melakukan audit secara menyeluruh. Hasil audit ini akan menjadi rekomendasi bagi pemerintah dalam mengelola industri penerbangan.

"Karena itu, kami belum bisa mengatakan kerugian ini apakah kerugian keuangan negara atau korporasi. Akan sangat berbahaya jika diambil kesimpulan saat ini," tambahnya.

Pemerintah sendiri telah merombak susunan direksi Merpati pada Senin (14/5/2012). Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan mencopot Direktur Utama Merpati Sardjono Jhonny Tjitrokusumo. Posisinya kemudian diganti oleh Rudi Setyopurnomo.

Sumaryanto Widayatin, Deputi Bidang Infrastruktur dan Logistik Kementerian BUMN, memaparkan, lima alasan dicopotnya Sardjono Jhony. Berikut penjelasan Sumaryanto tersebut.

1. Sardjono Jhony gagal membuat Merpati terbang tinggi, banyak permasalahan Merpati belum bisa teratasi oleh Jhony.

2. Sardjono Jhony dinilai tak bisa merealisasikan janjinya.

3. Utang Merpati semakin membengkak. Triwulan I-2012, utang Merpati mencapai Rp 250 miliar ditambah April 2012 sebesar Rp 100 miliar.

4. Sardjono Jhony diketahui menggalang solidaritas dengan pekerja dengan tujuan mempertahankan posisinya sebagai Dirut.

5. Sardjono Johny membuat rencana bisnis yang tidak pernah ditepati. Sardjono sendiri telah membantah adanya kerugian sebesar Rp 3 miliar per hari dalam masa kepemimpinannya. Dia juga menyambut baik adanya audit BPK ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com