Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Perlu 10 Tahun Pulih dari Krisis

Kompas.com - 05/10/2012, 11:47 WIB
Didik Purwanto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Menteri Keuangan Mahendra Siregar menjelaskan Indonesia perlu waktu 10 tahun untuk pulih dari krisis yang terjadi pada 2008 lalu. Saat ini kondisi perekonomian tanah air mulai bangkit. Hal ini disampaikan Mahendra mengutip pemikiran Chief Economist IMF Oliver Blanchard.

"Saya rasa Indonesia juga memiliki waktu yang sama untuk pulih," kata Mahendra saat memberikan sambutan pembukaan IFEF di Jakarta COnvention Center Jakarta, Jumat (5/10/2012).

Menurut Mahendra, pembalikan krisis global yang terjadi di Indonesia ini memang berlangsung selama 10 tahun. Terbukti pada krisis global yang melanda dunia pada 1998 lalu, Indonesia juga bangkit dari krisis pada 2007. Namun ternyata, Indonesia juga kembali terkena dampak krisis global pada 2008 lalu. Sehingga diperkirakan Indonesia akan mulai bangkit dari keterpurukan pada 2018 mendatang.

"Waktu 10 tahun untuk bangkit dari keterpurukan ini memang masuk akal. Itu memang ada indikator-indikatornya," jelasnya.

Menurut Mahendra, indikator perekonomian Indonesia dapat dilihat dari dua hal. Pertama, tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia secara berkelanjutan. Di 1998 lalu, pertumbuhan ekonomi Indonesia sampai minus 13 persen. Lantas kembali pulih hingga naik menjadi 6,1 persen di 2007. Kemudian secara bertahap mulai naik kembali hingga 6,2 persen di 2010 dan 6,5 persen di 2011.

Kedua, bisa dilihat dari peringkat utang (credit rating). Sebelum krisis, Indonesia sudah masuk dalam investment category. Namun saat krisis, Indonesia langsung masuk ke selective default. "Kita perlu 11 tahun untuk bisa masuk investment category. Namun hanya perlu waktu 4-5 bulan untuk menghancurkan credit rating kita," jelasnya.

Beruntung, Indonesia ditopang oleh konsumsi domestik sehingga menaikkan pertumbuhan ekonomi dalam negeri. Selain itu, jumlah pendapatan masyarakat juga mulai meningkat sehingga menyebabkan jumlah orang kaya di kelas menengah juga meningkat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

    Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

    Whats New
    Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

    Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

    Whats New
    Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

    Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

    Whats New
    IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

    IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

    Whats New
    Mengintip 'Virtual Assistant,' Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

    Mengintip "Virtual Assistant," Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

    Work Smart
    Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

    Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

    Whats New
    Stafsus Sri Mulyani Beberkan Kelanjutan Nasib Tas Enzy Storia

    Stafsus Sri Mulyani Beberkan Kelanjutan Nasib Tas Enzy Storia

    Whats New
    Soroti Harga Tiket Pesawat Mahal, Bappenas Minta Tinjau Ulang

    Soroti Harga Tiket Pesawat Mahal, Bappenas Minta Tinjau Ulang

    Whats New
    Tidak Kunjung Dicairkan, BLT Rp 600.000 Batal Diberikan?

    Tidak Kunjung Dicairkan, BLT Rp 600.000 Batal Diberikan?

    Whats New
    Lowongan Kerja Pamapersada untuk Lulusan S1, Simak Persyaratannya

    Lowongan Kerja Pamapersada untuk Lulusan S1, Simak Persyaratannya

    Work Smart
    Menakar Peluang Teknologi Taiwan Dorong Penerapan 'Smart City' di Indonesia

    Menakar Peluang Teknologi Taiwan Dorong Penerapan "Smart City" di Indonesia

    Whats New
    Harga Emas Terbaru 18 Mei 2024 di Pegadaian

    Harga Emas Terbaru 18 Mei 2024 di Pegadaian

    Spend Smart
    Saat Sri Mulyani Panjat Truk Kontainer yang Bawa Barang Impor di Pelabuhan Tanjung Priok...

    Saat Sri Mulyani Panjat Truk Kontainer yang Bawa Barang Impor di Pelabuhan Tanjung Priok...

    Whats New
    Cara Langganan Biznet Home, Biaya, dan Area Cakupannya

    Cara Langganan Biznet Home, Biaya, dan Area Cakupannya

    Spend Smart
    9,9 Juta Gen Z Tak Bekerja dan Tak Sedang Sekolah, Menko Airlangga: Kita Cari Solusi...

    9,9 Juta Gen Z Tak Bekerja dan Tak Sedang Sekolah, Menko Airlangga: Kita Cari Solusi...

    Whats New
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com