JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi meminta agar Pertagas sebagai transporter minyak segera membangun pipa baru Tempino-Plaju yang aman dari pencurian karena pipa yang ada telah banyak dilubangi para pencuri minyak mentah. Demikian disampaikan Deputi Pengendali Operasi BP Migas Gde Pradnyana, Jumat (5/10/2012), di Jakarta.
Sebagaimana diberitakan, kebakaran terjadi di dekat pipa minyak Tempino-Plaju milik Pertamina, di kilometer 219 Kecamatan Bayung Lencir, Kabupaten Musi Banyuasin pada Rabu (3/10) pagi. Untuk itu, Pertamina selaku pemilik pipa dan Elnusa sebagai pelaksana operasional penyaluran minyak berupaya mempercepat penanggulangan kebakaran dibantu tim pemadam kebakaran dari Dinas Kehutanan, ConocoPhilips dan JOB Talisman.
Gde Pradnyana menyatakan, pipa itu merupakan milik Pertagas yang dioperasikan Elnusa. Karena itu Pertagas sebagai transporter untuk menyediakan sarana pengangkut minyak (yaitu pipa) yang aman dari pencurian. Untuk itu Pertagas telah membangun pipa baru. Pipa ini siap beroperasi pada Desember 2012. Tapi karena pipa baru ini masih berada pada jalur pipa lama yang sangat rawan terhadap perusakan dan pelubangan, maka potensi terulangnya kembali pencurian minyak masih sangat besar.
"Karena itu kami mendesak agar dibuat pengamanan terpadu yang melibatkan masyarakat yang dilalui pipa tersebut (community based security)," ujarnya. Di sisi lain, pemerintah juga sudah membentuk semacam satgas gabungan yang melibatkan kepolisian, TNI-AD dan pemerintah daerah untuk berkoordinasi mengamankan pipa. Gde Pradnyana menjelaskan, selama kebakaran dan upaya penanggulangannya kemarin, maka kegiatan pemompaan minyak yang melalui pipa tersebut dihentikan. Pemompaan baru dihidupkan kembali sekitar jam 4 sore.
Pipa tersebut mengalirkan sekitar 11.000-12.000 barrel minyak per hari. Jadi kehilangan kesempatan produksi sehari saja kira-kira 5.000-6.000 barrel. " Minyak itu tidak ikut terbakar, karena masih di dalam pipa dan tanki penyimpan di Tempino, tapi tidak bisa diproduksikan saja. Yang meledak dan terbakar adalah minyak yang menggenang dan ditampung di lubang-lubang galian para penjarah," ujarnya. Akibat penjarahan ini, minyak yang terangkut melalui pipa itu hilang sekitar 10-15 persen atau sekitar 1.000-1.500 barrel per hari.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.