Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Konferensi Gas Asia Pasifik Digelar di Bali

Kompas.com - 09/10/2012, 15:34 WIB
Evy Rachmawati

Penulis

NUSA DUA, KOMPAS.com - Konferensi gas Asia Pasifik (Gas Information Exchange in Western Pacific Area) 2012 digelar pada Selasa (9/10/2012). Pertemuan itu bertujuan untuk  menyediakan kerangka kerja saling tukar informasi dan teknologi antar negara-negara di Asia Pasifik.  

Hal ini disampaikan Chairman Steering Committee Gas Information Exchange in Western Pacific Area (GASEX) 2012, Hendi Prio Santoso, dalam jumpa pers, acara GASEX, Selasa (9/10/2012), di Nusa Dua, Bali. Acara itu dihadiri sekitar 500 peserta dari berbagai negara.  

"Untuk merealisasikan potensi gas alam, maka perlu ada investasi lebih besar dalam bidang infrastruktur dan perlu ada inovasi dalam mengelola kebijakan energi serta strategi pengembangan. Pertumbuhan ekonomi berkelanjutan yang simultan berdampak pada peningkatan kebutuhan energi yang menimbulkan peningkatan emisi gas rumah kaca," ujarnya.  

Oleh karena itu, perlu ada kolaborasi lebih besar di antara negara-negara di Asia Pasifik dalam mengembangkan potensi gas alam. Gas alam diharapkan bias memainkan peran penting dalam memenuhi kebutuhan energi di Asia Pasifik yang terus meningkat. " Beberapa proyek pipa gas besar telah selesai, dan proyek gas alam cair (LNG) dalam skala besar dilaksanakan baik gas konvensional maupun non konvensional," ujarnya.  

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Jero Wacik dalam sambutannya menegaskan, semua negara di Asia Pasifik harus menghitung kembali ketersediaan energi di masing-masing negara dan apa yang bisa dikontribusikan kepada dunia. Di Indonesia, kebutuhan energi terus meningkat seiring pertumbuhan ekonomi.  

" Karena itu, kami mengundang perusahaan-perusahaan energi untuk berinvestasi di Indonesia. Dulu, sebagian besar gas diekspor, karena Indonesia masih terbuai minyak bumi, tetapi masa itu sudah lewat. Sekarang produksi minyak menurun, karena itu kebutuhan kami terhadap gas makin besar untuk kendaraan bermotor dan industri," ujarnya.  

Meski demikian, Pemerintah Indonesia menjamin tidak aka nada pelanggaran terhadap kontrak-kontrak gas yang sudah berjalan.  "Jika ada perubahan baik dalam hal volume ekspor maupun harganya, tentu harus dibicarakan dengan baik," kata dia menambahkan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com