Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Disney Ubah Kebijakan terhadap Produk Asal Indonesia

Kompas.com - 12/10/2012, 16:40 WIB
Ichwan Susanto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — The Walt Disney Company, Jumat (12/10/2012), mengumumkan kebijakan baru untuk hanya menggunakan kertas ramah lingkungan. Syarat ini termasuk dengan pemasok asal Indonesia.

Kebijakan itu mulai diterapkan pada operasi ekstensif perusahaan dan berikutnya bagi para pemegang lisensi.

"Kebijakan ini sebagai contoh bagaimana kami berbisnis secara bertanggung jawab pada lingkungan dan sosial, yaitu dampak positif bagi ekosistem dan komunitas global," kata Berth Stevens, Senior Vice President Disney Corporate Citizenship Environment and Conservation, sebagaimana yang disebutkan dalam siaran pers The Walt Disney Company.

Disney bekerja sama dengan organisasi Rainforest Action Network untuk mengidentifikasi negara-negara dengan kerusakan hutan dan pengelolaan hutan yang buruk.

Kerja sama serupa juga dilakukan RAN dengan perusahaan penerbit AS, seperti Scholastic, Hachette, Pearson/Penguin, Candlewick Press, Houghton Mifflin Harcourt, Macmillan, Random House, dan Simon & Schuster.

Disney adalah penerbit buku anak-anak dan majalah terbesar di dunia. Kebijakan kertas barunya ini akan diterapkan pada seluruh operasi global perusahaan dan rantai pasokannya.

Komitmen perusahaan raksasa ini penting mengingat jaringan usaha Disney melingkupi taman hiburan (theme parks), resor, kapal pesiar, dan semua kemasan produk, kertas fotokopi, dan penerbitan buku serta 3.700 pemegang lisensi yang menggunakan karakter-karakter Disney.

Kebijakan ini juga akan memengaruhi operasi dari 25.000 pabrik di lebih dari 100 negara yang menghasilkan produk Disney, termasuk 10.000 di China.

Indonesia

Bahkan, Lafcadio Cortesi, Direktur Asia di Rainforest Action Network, mengatakan, Disney tidak akan mendatangkan suplai kertas dari perusahaan Asia Pulp & Paper (APP) di Indonesia dan Asia Pasific Resources International Holdings (APRIL).

Ini dilakukan karena di Indonesia dinilai masih memiliki deforestasi yang tinggi. Meski Kementerian Kehutanan menyatakan tingkat deforestasi sudah turun hingga 500.000 hektar, RAN mencatat masih terjadi penebangan 2,5 juta hektar hutan setiap tahun di Indonesia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com