Sidomuncul Bakal Rambah Bisnis Ayam Goreng

JAKARTA, KOMPAS.com - Bisnis makanan olahan ayam tak pernah surut. Bahkan, bisnis ini makin marak dengan ditandai banyak pemain menawarkan kemitraan atau waralaba.

Hampir semua orang mengenal dan pernah menikmati yang namanya ayam goreng tepung. Penggemarnya pun tidak sedikit. Tebukti dengan menjamurnya gerai ayam goreng dan tepung, baik berupa usaha mandiri ataupun waralaba.

Dalam waktu tidak lama lagi produsen jamu PT Sidomuncul yang dikenal dengan produk Tolak Angin dan juga minuman suplemen Kuku Bima bakal terjun ke bisnis kuliner ayam goreng.

“Paling lambat akhir tahun ini bisnis kuliner Yamgor Sidomuncul sudah mulai beroperasi,” ujar Direktur Utama PT Sidomuncul Irwan Hidayat di sela- sela kegiatan operasi katarak gratis di Kupang baru-baru ini.

Irwan mengaku keinginannya mengelola bisnis ayam goreng ini mengingat maraknya pemain dari luar yang semakin ikut bersaing di bisnis kuliner yang satu ini. “ Sebagai produsen lokal, mengapa kita tidak kembangkan bisnis yang satu ini, kenapa harus pemain luar yang mengembangkan,” ujar Irwan.

Selain itu kata Irwan, ibu kandungnya Desi Sulistyo Hidayat memiliki resep yang khas untuk olahan ayam goreng,jadi bermodalkan resep sang ibu inilah Irwan Hidayat melangkah maju mengelola bisnis Yamgor Sidomuncul.

Untuk tahap awal bisnis yamgor, Irwan Hidayat mengaku akan dimulai dari kota Semarang, Yogyakarta dan sekitarnya dalam betuk gerai-gerai.

“Bila di Yogya dan Semarang bisnis yamgor ini berjalan dengan baik , tidak menutup kemungkinan bisnis ini juga bakal dikembangkan dikota-kota lainnya di Indonesia,” kata Irwan

Bentuk sajian tidak beda layaknya dengan bisnis ayam goreng yang ada saat ini, tapi kata Irwan rasa bumbu yang khas Indonesia asli dan paduan paket minuman tradisional olahan Sidomuncul akan menjadi ciri khas tampilan bisnis ini.

Irwan berharap bisnis Yamgor Sidomuncul bakal segera hadir paling lambat akhir tahun. Tahap awal akan dibuka gerai Yamgor Sidomucul di jalan Pandanaran, Semarang, Jawa Tengah. “Berbicara soal harga jual, tidak akan beda jauh dengan harga jual dengan pasaran ayam goreng yang sudah ada di pasaran saat ini,” katanya.

Mengenai nilai investasi bisnis yamgor ini, Irwan tidak menyebutkan besaran angkanya. (Budi Prasetyo)