Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bernanke: Saya Tidak Menghancurkan Ekonomi Dunia

Kompas.com - 15/10/2012, 12:22 WIB

TOKYO, KOMPAS.com - Ketua The Federal Reserve’s, Ben S Bernanke menolak argumen yang menyudutkan bahwa kebijakan yang diambil bank sentral Amerika Serikat (AS) akan berdampak negatif bagi negara emerging market

Dalam pidato yang disampaikan pada Minggu (14/10/2012) waktu setempat, Bernanke dengan tegas mengatakan tak sepaham dengan kritik yang dilontarkan yaitu, upayanya menstimulus ekonomi dengan menahan suku bunga di level rendah mendekati 0 persen berbuntut membubungnya inflasi di negara berkembang. Dalam hal ini, penyebab inflasi adalah destabilisasi investasi asing ke negara berkembang.

"Saya tidak menghancurkan ekonomi global," ujarnya. Sebaliknya, kebijakan The Fed justru menguntungkan ekonomi global karena berhasil menciptakan pasar yang lebih kuat untuk barang-barang dari negara berkembang.

Ucapan Bernanke disampaikan saat Ia menghadiri konferensi yang disponsori oleh Bank of Japan (BoJ) dan International Monetary Fund (IMF) di Tokyo.

Perlu diketahui, kebijakan paling anyar The Fed adalah melakukan stimulus dengan membeli surat utang berbasis perumahan senilai 40 miliar dollar AS tiap bulan. Tujuan pembelian ini tak lain untuk menjaga suku bunga tetap rendah dan diharapkan mendorong pertumbuhan pasar perumahan.

The Fed juga memperpanjang proyeksi suku bunga saat ini dari yang semula bisa berubah pada 2014 menjadi bertahan hingga 2015, meskipun ekonomi AS mulai tumbuh dengan kecepatan yang lebih tinggi.

Sebelumnya, beberapa pejabat di luar AS telah bersikap kritis terhadap kebijakan Fed. Mereka memandang, suku bunga AS yang rendah akan menguntungkan neraca perdagangan AS karena dollar yang melemah. Jika dollar AS lemah, barang-barang buatan Amerika akan lebih murah bagi negara lain.

"Saya tidak setuju pada penilaian kebijakan suku bunga The Fed dan negara-negara maju lainnya mendikte arus modal global," tegasnya.

Ia pun mencontohkan, ada beberapa negara di emerging market yang sudah berhasil menjaga nilai tukar mata uangnya tetap stabil dengan cara intervensi. Namun, tanpa menyebutkan nama negara yang dimaksud, menurut Bernanke, ada juga negara yang menyiasati neraca perdagangan dengan sengaja melemahkan nilai tukar mata uangnya dan hal ini yang menurut AS adalah tindakan curang.

Meskipun begitu, semua orang tahu, raksasa ekonomi yang menjaga neraca perdagangan dengan cara sengaja melemahkan nilai tukar mata uangnya adalah China. Ucapan Bernanke sebetulnya bisa juga mengarah pada perang dingin mata uang. Khususnya dollar AS versus yuan.

Diperkirakan, The Fed akan kembali mengumumkan langkah besar lanjutan pada 23-24 Oktober mendatang. Mayoritas analis menilai, The Fed belum menentukan waktu pasti lantaran masih menunggu dan memantau hasil kebijakan yang diluncurkan pada September lalu. (Dyah Megasari/Kontan)

Ikuti artikel terkait krisis ekonomi lainnya di topik Krisis di Benua Biru

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

    Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

    Whats New
    Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

    Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

    Whats New
    IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

    IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

    Whats New
    Mengintip 'Virtual Assistant,' Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

    Mengintip "Virtual Assistant," Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

    Work Smart
    Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

    Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

    Whats New
    Stafsus Sri Mulyani Beberkan Kelanjutan Nasib Tas Enzy Storia

    Stafsus Sri Mulyani Beberkan Kelanjutan Nasib Tas Enzy Storia

    Whats New
    Soroti Harga Tiket Pesawat Mahal, Bappenas Minta Tinjau Ulang

    Soroti Harga Tiket Pesawat Mahal, Bappenas Minta Tinjau Ulang

    Whats New
    Tidak Kunjung Dicairkan, BLT Rp 600.000 Batal Diberikan?

    Tidak Kunjung Dicairkan, BLT Rp 600.000 Batal Diberikan?

    Whats New
    Lowongan Kerja Pamapersada untuk Lulusan S1, Simak Persyaratannya

    Lowongan Kerja Pamapersada untuk Lulusan S1, Simak Persyaratannya

    Work Smart
    Menakar Peluang Teknologi Taiwan Dorong Penerapan 'Smart City' di Indonesia

    Menakar Peluang Teknologi Taiwan Dorong Penerapan "Smart City" di Indonesia

    Whats New
    Harga Emas Terbaru 18 Mei 2024 di Pegadaian

    Harga Emas Terbaru 18 Mei 2024 di Pegadaian

    Spend Smart
    Saat Sri Mulyani Panjat Truk Kontainer yang Bawa Barang Impor di Pelabuhan Tanjung Priok...

    Saat Sri Mulyani Panjat Truk Kontainer yang Bawa Barang Impor di Pelabuhan Tanjung Priok...

    Whats New
    Cara Langganan Biznet Home, Biaya, dan Area Cakupannya

    Cara Langganan Biznet Home, Biaya, dan Area Cakupannya

    Spend Smart
    9,9 Juta Gen Z Tak Bekerja dan Tak Sedang Sekolah, Menko Airlangga: Kita Cari Solusi...

    9,9 Juta Gen Z Tak Bekerja dan Tak Sedang Sekolah, Menko Airlangga: Kita Cari Solusi...

    Whats New
    Apa Itu Stagflasi: Pengertian, Penyebab, dan Contohnya

    Apa Itu Stagflasi: Pengertian, Penyebab, dan Contohnya

    Whats New
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com