Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

CT: Indonesia Harus Keluar dari Jebakan Pendapatan Menengah

Kompas.com - 20/10/2012, 18:34 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengusaha sekaligus Ketua Komite Ekonomi Nasional, Chairul Tanjung, mengatakan, Indonesia harus bisa keluar dari jebakan pendapatan menengah (middle income trap) dan menjadi negara berpendapatan tinggi.

"Sejarah memang menunjukkan, banyak negara gagal dalam meningkatkan diri dari kategori dari kelas menengah menjadi tinggi. Indonesia jangan sampai menjadi salah satu negara itu," kata Chairul dalam Temu Akbar Alumni Institut Teknologi Surabaya di Jakarta, Sabtu (20/10/2012).

Chairul mengaku bersyukur Indonesia dapat menjadi negara berpenghasilan menengah, sekitar 3.500 dolar AS perkapita per tahun. Namun untuk menjadi pemain ekonomi kelas dunia, bangsa ini harus berusaha lebih keras lagi.

Menurut Chairul, Indonesia saat ini masih dalam masa transisi dan belum mantap berada di kategori negara berpendapatan menengah. Hal tersebut ditunjukkan dengan data bahwa 38 persen tenaga kerja masih berada pada sektor pertanian.

Meskipun pertanian dapat menyerap tenaga kerja sebesar 38 persen, namun sektor tersebut hanya mampu menyumbang 15 persen produk domestik bruto (PDB).

"Ini menunjukkan bahwa kemiskinan berada pada sektor pertanian," kata dia.

Di sektor industri, meskipun hanya menyerap 13 persen tenaga kerja, sektor itu mampu menyumbang 27 persen PDB. Sementara untuk kategori kerja finansial, jasa, dan properti yang menyerap dua persen pekerja, sumbangan terhadap PDB adalah sebesar tujuh persen.

"Masih kecilnya kontribusi sektor pertanian dan industri terhadap PDB menunjukkan bahwa Indonesia masih belum mantap di kategori negara berpendapatan menengah," kata  Chairul.

Data tersebut, lanjut Chairul, juga menunjukkan bahwa Indonesia masih mengandalkan  perekonomian berbasis buruh murah dan sumber daya alam sehingga produktifitas sektor pertanian dan industri masih rendah.

Chairul mengatakan, untuk meningkatkan produktivitas kedua sektor tersebut, pemerintah perlu berinvestasi serius di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.

"Dengan penetrasi teknologi maju di sektor pertanian dan industri, produktivitas kedua sektor itu bisa naik 60 persen dan kontribusi terhadap PDB juga meningkat," kata Chairul.

Melalui investasi pada infrastruktur non-fisik tersebut, Chairul yakin Indonesia akan menjadi kekuatan ekonomi nomor lima terbesar di dunia pada 2030.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Whats New
Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com