Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Suku Bunga Kredit Masih Tinggi, Ini Alasannya

Kompas.com - 23/10/2012, 15:03 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Walaupun Bank Indonesia (BI) telah menurunkan suku bunga acuan (BI Rate) sebesar 100 basis poin (bps) menjadi 5,75 persen pada periode Oktober 2011 sampai Februari 2012. Namun, perbankan belum jua menurunkan suku bunga kreditnya. Salah satu alasannya adalah, sektor finansial yang masih belum percaya diri.

"Coverage sektor finansial formal khususnya bank relatif rendah. Sementara itu, sektor finansial informal atau shadow banking malah tinggi," kata ekonom senior dari Universitas Gadjah Mada, A Tony Prasetiantono, di Jakarta, Selasa (23/10/2012). Selain itu, Tony bilang bahwa jumlah nasabah perbankan juga masih rendah. Hanya 30 persen dari total masyarakat Indonesia yang sudah memiliki rekening bank.

Bahkan, jumlah kartu ATM yang tersebar saat ini baru mencapai 60 juta unit. "Kredit perbankan hanya 30 persen dari PDB (pendapatan domestik bruto). Bank belum bisa mengandalkan fee based income (pendapatan berbasis biaya), dan masih tergantung interest income (pendapatan bunga)," tambahnya.

Operasional mahal

Bank Indonesia diharapkan terus melakukan upaya guna mendorong industri perbankan agar mau menurunkan suku bunga kredit. Salah satunya dengan mengeluarkan aturan suku bunga dasar kredit (SBDK), yang dengannya bank-bank wajib mengumumkan suku bunga dasar untuk kredit korporasi, ritel, serta KPR dan non-KPR.

Lewat aturan tersebut, perbankan diharapkan bisa lebih efisien dalam menjalankan bisnisnya. Diharapkan, suku bunga kredit bisa lebih ditekan sehingga banyak masyarakat yang bisa memanfaatkannya. Sayangnya hal ini belum juga dilakukan karena alasan wilayah Indonesia yang luas dan membuat ongkos operasional menjadi berat.

"Karena kondisi geografis, biaya mendirikan cabang di remote area menjadi mahal. Inilah alasan BOPO (beban operasional terhadap pendapatan operasional) perbankan Indonesia tidak apple to apple dengan negara-negara tetangga seperti Singapura, Malaysia, dan Thailand, yang tidak memiliki kendala geografis," pungkas Tony. (Anna Suci Perwitasari/Kontan)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

Whats New
Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Whats New
Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Whats New
IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

Whats New
Mengintip 'Virtual Assistant,' Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Mengintip "Virtual Assistant," Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Work Smart
Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

Whats New
Stafsus Sri Mulyani Beberkan Kelanjutan Nasib Tas Enzy Storia

Stafsus Sri Mulyani Beberkan Kelanjutan Nasib Tas Enzy Storia

Whats New
Soroti Harga Tiket Pesawat Mahal, Bappenas Minta Tinjau Ulang

Soroti Harga Tiket Pesawat Mahal, Bappenas Minta Tinjau Ulang

Whats New
Tidak Kunjung Dicairkan, BLT Rp 600.000 Batal Diberikan?

Tidak Kunjung Dicairkan, BLT Rp 600.000 Batal Diberikan?

Whats New
Lowongan Kerja Pamapersada untuk Lulusan S1, Simak Persyaratannya

Lowongan Kerja Pamapersada untuk Lulusan S1, Simak Persyaratannya

Work Smart
Menakar Peluang Teknologi Taiwan Dorong Penerapan 'Smart City' di Indonesia

Menakar Peluang Teknologi Taiwan Dorong Penerapan "Smart City" di Indonesia

Whats New
Harga Emas Terbaru 18 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 18 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Saat Sri Mulyani Panjat Truk Kontainer yang Bawa Barang Impor di Pelabuhan Tanjung Priok...

Saat Sri Mulyani Panjat Truk Kontainer yang Bawa Barang Impor di Pelabuhan Tanjung Priok...

Whats New
Cara Langganan Biznet Home, Biaya, dan Area Cakupannya

Cara Langganan Biznet Home, Biaya, dan Area Cakupannya

Spend Smart
9,9 Juta Gen Z Tak Bekerja dan Tak Sedang Sekolah, Menko Airlangga: Kita Cari Solusi...

9,9 Juta Gen Z Tak Bekerja dan Tak Sedang Sekolah, Menko Airlangga: Kita Cari Solusi...

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com