Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dahlan Bongkar Rahasia Kerugian PLN

Kompas.com - 25/10/2012, 21:27 WIB
Didik Purwanto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Menteri BUMN Dahlan Iskan akhirnya angkat suara terkait dugaan merugikan keuangan negara Rp 37,6 triliun saat dirinya menjabat sebagai Dirut PLN. Dahlan membeberkan apa yang sebenarnya terjadi di PLN.

"Temuan (dugaan) merugikan negara Rp 37,6 triliun itu betul. Tapi, menurut saya, itu masih kurang besar. Bahkan bisa sampai Rp 100 triliun," kata Dahlan saat ditemui di Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis (25/10/2012).

Menurut Dahlan, temuan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) itu tidak menyalahkan PLN. Begitu juga tidak merugikan negara. Dahlan menyebut bahwa PLN tidak berhasil menghemat pengeluaran karena PLN tidak berhasil menggunakan gas sehingga harus menggunakan bahan bakar minyak (BBM) untuk menghidupkan pembangkit listriknya.

"Di dalam temuan BPK itu tidak ada kalimat yang menyalahkan PLN," tambahnya.

Menurut Dahlan, saat itu PLN memang tidak mendapat jatah gas seperti yang dijanjikan BPH Migas. Bahkan, Dahlan juga mengaku bahwa jatah gas PLN dikurangi dan diberikan untuk industri. Dengan kondisi seperti itu, Dahlan dihadapkan pada dua pilihan, yaitu memadamkan listrik Jakarta atau lebih memilih menggunakan BBM untuk bahan bakar pembangkitnya.

Saat itu, pembangkit listrik hanya bisa menggunakan BBM dan gas. Jadi, saat tidak ada gas, PLN terpaksa menggunakan BBM.

"Sebagai Dirut PLN, saya tidak mungkin mematikan listrik Jakarta. Soalnya listrik padam saat itu tidak hanya sehari dua hari, tapi bisa setahun. Anda mau mati lampu setahun?" katanya.

Konsekuensinya, PLN harus membayar harga BBM lebih mahal dibanding harga gas. Hal ini menyebabkan PLN menderita inefisiensi senilai triliunan rupiah.

"Kalau itu salah (tindakannya dalam mengambil keputusan), saya harus berani menanggung risikonya. Masuk penjara pun saya akan jalani dengan seikhlas-ikhlasnya. Karena jadi pemimpin itu tidak boleh hanya mau jabatannya, tapi harus mau dengan risikonya. Risiko itu akan saya tanggung," jawabnya.

Berita terkait dapat diikuti dalam topik:
Dahlan Iskan Versus DPR

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

    Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

    Whats New
    BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

    BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

    Work Smart
    Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

    Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

    Whats New
    Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

    Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

    Whats New
    Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

    Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

    Whats New
    Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

    Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

    Whats New
    Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

    Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

    Whats New
    Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

    Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

    Whats New
    Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

    Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

    Work Smart
    Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

    Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

    Whats New
    Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

    Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

    Whats New
    Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

    Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

    Whats New
    Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

    Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

    Whats New
    Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

    Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

    Work Smart
    Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

    Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

    Whats New
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com