Ekspor Furnitur Fluktuatif

JAKARTA, KOMPAS.com -  Ekspor furnitur kayu Indonesia selama ini fluktuatif sementara itu ekspor rotan olahan cenderung turun tiap tahun. Kondisi ini perlu mendapat perhatian dari pemerintah dan pelaku usaha.

Demikian Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian Benny Wahyudi saat membacakan sambutan Menperin pada acara Pameran Furniture dan Produk Interior di Plasa Pameran Kemenperin, Jakarta, Selasa (30/10/2012).

Amerika Serikat, Perancis, Jepang, Inggris, dan Belanda merupakan negara utama tujuan ekspor furniture Indonesia. Data ekspor furniture Indonesia, berdasarkan bahan baku, fluktuatif.

Ekspor furnitur kayu tahun 2008 sebesar 1,36 miliar dollar AS, tahun 2009 1,15 miliar dollar AS, tahun 2010 1,4 miliar dollar AS, dan tahun 2011 1,2 miliar dollar AS.

Adapun ekspor rotan olahan terus turun yakni di tahun 2007 sebesar 367 juta dollar AS, tahun 2008 313 juta dollar AS, tahun 2009 224 juta dollar AS, tahun 2010 212 juta dollar AS, dan tahun 2011 168 juta dollar AS.

"Namun dengan adanya kebijakan larangan ekspor bahan baku rotan, maka ekspor barang jadi rotan membaik. Pada tahun 2012, hingga Agustus, nilai ekspor mencapai 143,6 juta dollar AS," kata Benny.

Indonesia memiliki daya saing furnitur, antara lain dalam hal melimpahnya bahan baku alami, keragaman corak desain berciri khas lokal serta dukungan sumber daya manusia.