Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Obligasi Smartfren Berperingkat CC

Kompas.com - 30/10/2012, 17:55 WIB
Anastasia Joice

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemeringkat Fitch Ratings memberikan PT Smartfren Telecom Tbk (Smartfren) yang berbasis di Indonesia Peringkat Nasional Jangka Panjang di CC. Pada saat yang bersamaan, Fitch juga telah memberikan Peringkat Nasional CC atas obligasi dari Smartfren sebesar Rp 603 miliar.

Peringkat dari Smartfren mencerminkan posisi likuiditasnya yang lemah dikarenakan memburuknya kemampuan untuk menghasilkan arus kas yang berkelanjutan; negatif EBITDA sejak tahun 2008.

Walaupun kinerja operasional dari Smartfren terus menunjukkan peningkatan dan perusahaan berharap bisa melakukan perputaran kinerja di 2013, Fitch berpendapat bahwa pendanaan baru akan terus dibutuhkan sampai tahun 2015 karena arus kas dari operasi tidak akan cukup untuk memenuhi kewajiban di tahun-tahun tersebut.

Sekarang ini Smartfren tidak memiliki dana untuk memenuhi kewajiban hutang, bunga, dan sewa pembiayaan yang akan jatuh tempo di 2013. Fitch berpendapat bahwa tidak mudah bagi perusahaan untuk memperoleh pinjaman baru dan perusahaan bergantung kepada dana dari penerbitan mandatory convertible bonds (MCBs).

Walaupun Smartfren telah menerima pendanaan secara berkala dari penerbitan MCB sejak Januari 2011, dalam analisanya Fitch tidak dapat mengandalkan tambahan dana lebih jauh dari cara tersebut karena kesediaan dan kemampuan dari investor tidak bisa dievaluasi, terutama dikarenakan rendahnya nilai ekuitas perusahaan.

Secara umum, dikarenakan volatility dan ketidakpastian terhadap valuasi dari ekuitas, Fitch tidak memberikan kredit atas kemungkinan penambahan ekuitas di masa mendatang kecuali ada tingkat kepastian yang tinggi bahwa dana akan benar-benar diterima.

Hal ini biasanya dibuktikan oleh rights issues yang telah melalui proses underwriting, perjanjian penjualan saham baru dengan investor yang memiliki posisi kredit yang baik, atau kebijakan yang jelas untuk mendukung anak perusahaan dari induk perusahaan yang terbukti memiliki sumber keuangan yang memadai untuk memberikan pendanaan modal.

Untuk mengurangi tingkat hutangnya, Smartfren telah melakukan konversi hutang menjadi saham. Ketika kreditur mengalami pengurangan terms yang signifikan dari proses konversi tersebut, hal ini biasanya dikategorikan sebagai distressed debt exchanges (DDE) di dalam metodologi Fitch.

DDE akan mengakibatkan perusahaan diberikan peringkat jangka panjang nasional Restricted Default (RD(idn)). Fitch berpendapat bahwa ada kemungkinan manajemen Smartfren melakukan penawaran konversi hutang menjadi saham lebih jauh kepada kreditur di masa yang akan datang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Simak 5 Tips Mengelola Keuangan untuk Pasutri LDM

Simak 5 Tips Mengelola Keuangan untuk Pasutri LDM

Earn Smart
Luhut Bilang, Elon Musk Besok Pagi Datang ke Bali, Lalu Ketemu Jokowi

Luhut Bilang, Elon Musk Besok Pagi Datang ke Bali, Lalu Ketemu Jokowi

Whats New
Sandiaga Soroti Pengerukan Tebing di Uluwatu untuk Resort, Minta Alam Jangan Dirusak

Sandiaga Soroti Pengerukan Tebing di Uluwatu untuk Resort, Minta Alam Jangan Dirusak

Whats New
Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM Bank Jateng

Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM Bank Jateng

Whats New
Toko Marine Hadirkan Platform untuk Tingkatkan 'Employee Benefit'

Toko Marine Hadirkan Platform untuk Tingkatkan "Employee Benefit"

Whats New
Cara Cetak Rekening Koran BCA, BRI, BNI, dan Bank Mandiri via Online

Cara Cetak Rekening Koran BCA, BRI, BNI, dan Bank Mandiri via Online

Spend Smart
Daftar UMK Kota Surabaya 2024 dan 37 Daerah Lain di Jawa Timur

Daftar UMK Kota Surabaya 2024 dan 37 Daerah Lain di Jawa Timur

Whats New
Menhub Pastikan Bandara Juanda Surabaya Siap Layani Penerbangan Haji 2024

Menhub Pastikan Bandara Juanda Surabaya Siap Layani Penerbangan Haji 2024

Whats New
Kian Menguat, Harga Bitcoin Kembali Tembus 67.000 Dollar AS per Keping

Kian Menguat, Harga Bitcoin Kembali Tembus 67.000 Dollar AS per Keping

Whats New
Sri Mulyani: Barang Non Komersial Tak Akan Diatur Lagi dalam Permendag

Sri Mulyani: Barang Non Komersial Tak Akan Diatur Lagi dalam Permendag

Whats New
Lebih Murah dari Saham, Indodax Sebut Banyak Generasi Muda Pilih Investasi Kripto

Lebih Murah dari Saham, Indodax Sebut Banyak Generasi Muda Pilih Investasi Kripto

Earn Smart
Jokowi Minta Bea Cukai dan Petugas Pelabuhan Kerja 24 Jam Pastikan Arus Keluar 17.304 Kontainer Lancar

Jokowi Minta Bea Cukai dan Petugas Pelabuhan Kerja 24 Jam Pastikan Arus Keluar 17.304 Kontainer Lancar

Whats New
Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

Whats New
Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Whats New
Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com