JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekspor Indonesia pada September 2012 mengalami penurunan 9,35 persen (yoy) dari 17,54 miliar dollar AS menjadi 15,9 miliar dollar AS.
Kepala BPS Suryamin menjelaskan, bila dibanding Agustus 2012, ekspor tersebut masih mencatat kenaikan sebesar 13,21 persen. "Ekspor September tersebut dikontribusikan dari ekspor migas yang turun 0,46 persen (2,77 miliar dollar AS) dan ekspor non migas yang masih naik 11,26 persen (13,13 miliar dollar AS," kata Suryamin di kantor BPS Jakarta, Kamis (1/11/2012).
Menurut Suryamin, total ekspor Indonesia secara year to date (Januari-September 2012) juga mengalami penurunan 6,06 persen menjadi 143 miliar dollar AS dibanding awal tahun. Ekspor non migas sebesar 114,36 miliar dollar AS, atau mengalami penurunan 5,35 persen. Ekspor terbesar dikontribusikan dari bahan bakar minyak sebesar 19,74 miliar dollar AS dan lemak serta minyak hewan nabati sebesar 16,09 miliar dollar AS.
Pangsa pasar ekspor terbesar adalah ke China 15 miliar dollar AS, Jepang 12,98 miliar dollar AS dan Amerika Serikat 11,08 miliar dollar AS. Sementara ke ASEAN sebesar 23,06 miliar dollar AS dan Uni Eropa 13,47 miliar dollar AS.
Sementara impor pada September 2012 mengalami kenaikan 1,19 persen (yoy) dari 15,17 miliar dollar AS menjadi 15,35 miliar dollar AS. Begitu juga bila dibanding dengan Agustus 2012 juga mengalami kenaikan 11,12 persen. "Kenaikan impor ini akan sangat tergantung oleh kebijakan pemerintah sekaligus importirnya," tambahnya.
Untuk impor migas sebesar 3,44 miliar dollar AS, naik 11,12 persen dibanding Agustus 2012 sebesar 3,31 miliar dollar AS. Sementara impor non migas sebesar 11,91 miliar dollar AS atau naik 13,39 persen dibanding Agustus 2012 sebesar 10,50 miliar dollar AS. Sedangkan impor Januari-September naik 9,18 persen sebesar 141,97 miliar AS. Impor non migas sebesar 111,02 miliar dollar AS atau naik 11,34 persen yang dikontribusikan dari impor mesin dan peralatan mekanik sebesar 21,18 miliar dollar AS dan impor mesin dan peralatan listrik sebesar 14,15 miliar dollar AS.
Pangsa pasar negara tujuan impor adalah China dengan nilai perdagangan 21,43 miliar dollar AS, Jepang 17,29 miliar dollar AS, Thailand 8,58 miliar dollar AS. Pangsa pasar ketiga negara ini sebesar 42,62 persen.
"Impor dari Thailand ini naik karena impor kendaraan. Saat ini, perakitan mobil tidak hanya dilakukan di China, tapi juga di Thailand. Kalau masyarakat mau membeli mobil dari Indonesia, tentu impor akan turun," jelasnya.
Sementara pangsa perdagangan impor dari ASEAN sebesar 23,85 miliar dollar AS dengan pangsa pasar 21,48 persen dan perdagangan ke Uni Eropa sebesar 10,2 miliar dollar AS dengan pangsa pasar 9,19 persen.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.