Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Prospek Bank Mega Terpengaruh

Kompas.com - 02/11/2012, 17:31 WIB
Anastasia Joice

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemeringkat Fitch Ratings menegaskan peringkat Nasional Jangka Panjang PT Bank Mega Tbk pada posisi A dan prospek Stabil. Pada saat yang sama Fitch juga menegaskan peringkat obligasi subordinasi Bank Mega berada pada posisi BBB.

Utang subdordinasi tersebut diperingkat tiga level di bawah peringkat Nasional Jangka Panjang Bank Mega.

Demikian keterangan Fitch di Jakarta, Jumat (2/11/2012). Peringkat-peringkat tersebut mencerminkan kelemahan bank antara lain ukuran waralaba yang kecil, profil pendanaan yang terkonsentrasi dan melemahnya kualitas aset.

Tetapi, hal-hal tersebut diimbangi dengan kenaikan profitabilitas dan permodalan yang memadai. Pesatnya ekspansi bank terhadap pinjaman usaha kecil menengah (UKM) akan dapat menyebabkan penurunan profitabilitas yang terkait dengan risiko dan/atau pelemahan kualitas aset lebih lanjut.

Hal ini dapat mendorong Fitch untuk merevisi prospek Bank Mega menjadi negatif dari stabil atau menurunkan peringkatnya.

Potensi untuk prospek positif dan kenaikan peringkat terbatas, mengingat waralaba yang masih kecil dibandingkan dengan pesaingnya yaitu bank lokal dengan peringkat yang lebih tinggi dan juga lemahnya kualitas aset.

Rasio pinjaman bermasalah naik menjadi 1,4 persen pada akhir-Juni 2012 disebabkan strategi bank untuk ekspansi ke segmen UKM yang memiliki risiko lebih tinggi, walaupun masih lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata industri sebesar 2,2 persen.

Mengingat pengalaman bank yang terbatas pada segmen UKM, pertumbuhan pinjaman UKM yang cepat, dalam pandangan Fitch, akan dapat menekan kualitas aset lebih lanjut atau menggerus permodalan bank dalam stress skenario. Oleh sebab itu, level pencadangan diharapkan akan naik dalam jangka dekat dan menengah.

Bank Mega telah melakukan langkah-langkah untuk memperkuat manajemen resikonya di semester pertama 2012 dengan menunjuk beberapa direktur baru yang memiliki tanggung jawab atas manajemen risiko, kepatuhan dan operasional bisnis regional.

Bank Mega memiliki rencana jangka panjang untuk menjaga porsi dari bisnis ritel (konsumer dan UKM) bermarjin tinggi menjadi sekitar 75 persen dari 60 persen di akhir Juni 2012. Strategi ini telah menyebabkan perbaikan profitabilitas Bank Mega. Namun, Fitch meyakini bahwa profitabilitas akan menghadapi tantangan yang diakibatkan oleh kompetisi pasar yang meningkat di tahun 2012-2013.

Fitch berharap BankMega akan dapat menjaga kecukupan modal dalam jangka dekat dan menengah. Rasio modal inti dan total kecukupan modal masing-masing adalah sebesar 15,3 persen dan 16,3 persen di akhir Juni 2012.

Porsi dari giro dan tabungan tetap stabil sebesar 49 persen pada akhir-Juni 2012 (dibandingkan 2011:47 persen), Bank Mega akan tetap fokus untuk meningkatkan porsi dana murah ini, walaupun profil pendanaan bank masih terkonsentrasi.

Bank Mega didirikan pada tahun 1969. Bank ini diambil alih oleh Para Group tahun 1996. Setelah pencatatan saham di bursa pada tahun 2000 dan beberapa kali penerbitan saham baru (right issue), kepemilikan Para Group terdilusi menjadi 57,82 persen pada akhir 2010

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

IHSG Ditutup Melonjak 1,36 Persen, Rupiah Menguat Dekati Rp 16.000 Per Dollar AS

IHSG Ditutup Melonjak 1,36 Persen, Rupiah Menguat Dekati Rp 16.000 Per Dollar AS

Whats New
Amartha Promosikan Potensi UMKM Lewat The 2024 Asia Grassroots Forum

Amartha Promosikan Potensi UMKM Lewat The 2024 Asia Grassroots Forum

Whats New
Pengembangan Hub 'Carbon Capture and Storage', Pertamina Hulu Energi Gandeng ExxonMobil

Pengembangan Hub "Carbon Capture and Storage", Pertamina Hulu Energi Gandeng ExxonMobil

Whats New
SeaBank Indonesia Bukukan Laba Rp 52 Miliar di Kuartal I-2024

SeaBank Indonesia Bukukan Laba Rp 52 Miliar di Kuartal I-2024

Whats New
Bakal 'Buyback' Saham, Bos ADRO: Sebanyak-banyaknya Rp 4 Triliun

Bakal "Buyback" Saham, Bos ADRO: Sebanyak-banyaknya Rp 4 Triliun

Whats New
Luhut Dorong Maskapai Penerbangan Asing Beroperasi di Indonesia

Luhut Dorong Maskapai Penerbangan Asing Beroperasi di Indonesia

Whats New
Kementerian ESDM: 331 Perusahaan Industri Menghemat Energi pada 2023

Kementerian ESDM: 331 Perusahaan Industri Menghemat Energi pada 2023

Whats New
Home Credit Catat Volume Pembiayaan Rp 2,59 Triliun Sepanjang Kuartal I 2024

Home Credit Catat Volume Pembiayaan Rp 2,59 Triliun Sepanjang Kuartal I 2024

Whats New
Membangun Bisnis Kuliner bersama Boga Hiji

Membangun Bisnis Kuliner bersama Boga Hiji

Whats New
Di Tengah Penurunan Penjualan Unit Baru, Tren Kredit Kendaraan Tetap Tumbuh

Di Tengah Penurunan Penjualan Unit Baru, Tren Kredit Kendaraan Tetap Tumbuh

Whats New
RUPST, Emiten Boy Thohir ADRO Angkat Direktur Baru

RUPST, Emiten Boy Thohir ADRO Angkat Direktur Baru

Whats New
Ketegangan Geopolitik Timur Tengah Dinilai Bikin Saham-saham Berfundamental Bagus Terdiskon

Ketegangan Geopolitik Timur Tengah Dinilai Bikin Saham-saham Berfundamental Bagus Terdiskon

Whats New
Sri Mulyani Sebut Sedang Siapkan Anggaran Pemerintah Prabowo-Gibran

Sri Mulyani Sebut Sedang Siapkan Anggaran Pemerintah Prabowo-Gibran

Whats New
Nilai Ekspor Indonesia Naik Jadi 19,62 Miliar pada April 2024

Nilai Ekspor Indonesia Naik Jadi 19,62 Miliar pada April 2024

Whats New
Adaro Energy Bakal Tebar Dividen Final Rp 6,4 Triliun Tahun Ini

Adaro Energy Bakal Tebar Dividen Final Rp 6,4 Triliun Tahun Ini

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com